SAIBETIK– Tokoh asal Lampung yang peduli dengan kebencanaan, Andi Arief, memberikan peringatan serius kepada Bupati Lampung Barat dan Tanggamus terkait kewaspadaan terhadap bibit siklon tropis yang berpotensi muncul di wilayah mereka. Peringatan ini disampaikan seiring meningkatnya risiko cuaca ekstrem dan potensi bencana alam di kawasan Sumatera pada akhir tahun 2025.
“Lambar dan Tanggamus adalah daerah dengan banyak kawasan hutan. Mitigasi bencana mesti disiapkan dengan matang. Bupati Lampung Barat dan Tanggamus harus benar-benar mengikuti himbauan BMKG. Kita tidak mau kejadian seperti yang terjadi di Sumbar, Sumut, dan Aceh terulang di sini,” ujar Andi Arief, Rabu (3/12/2025).
Menurut Andi, kesiapsiagaan pemerintah daerah sangat penting mengingat kondisi geografis Lampung Barat dan Tanggamus yang rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor akibat curah hujan tinggi. Ia menekankan koordinasi antarinstansi harus diperkuat, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, hingga aparat desa, agar langkah mitigasi bisa berjalan cepat dan tepat sasaran.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyatakan peringatan dini terkait Siklon Tropis Senyar telah disampaikan delapan hari sebelum bencana melanda beberapa wilayah di Sumatera. BMKG memprediksi bahwa dari minggu kedua Desember hingga awal Januari, berbagai faktor akan meningkatkan curah hujan di Indonesia, antara lain:
Aktivitas Monsoon Asia yang semakin kuat, memicu hujan intens di sebagian wilayah.
Anomali atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Equator yang meningkatkan potensi hujan ekstrem.
Masuknya seruak dingin dari Siberia yang memperkuat intensitas hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Potensi terbentuknya bibit siklon tropis di wilayah selatan Indonesia, termasuk Lampung.
Daerah-daerah yang perlu waspada terhadap pembentukan bibit siklon ini mencakup Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, wilayah Jawa-Bali, NTB, NTT, hingga sebagian wilayah Maluku dan Papua Selatan dan Tengah.
Andi Arief menekankan bahwa pemerintah daerah harus menyiapkan rencana evakuasi, memastikan akses jalan tetap aman, memantau debit sungai, dan menyiapkan tempat pengungsian. Selain itu, koordinasi dengan BMKG harus terus dijalankan agar informasi cuaca terkini dapat langsung diteruskan kepada masyarakat.
“Siaga itu bukan hanya soal memonitor cuaca, tapi juga memastikan warga mendapat informasi cepat dan semua langkah mitigasi berjalan. Jangan sampai bencana datang dan kita baru bereaksi,” tegas Andi.
Prediksi BMKG ini menjadi peringatan penting bagi seluruh masyarakat Lampung, terutama di daerah rawan bencana. Peningkatan curah hujan ekstrem dapat memicu banjir, tanah longsor, dan gangguan transportasi, sehingga kewaspadaan ekstra dan mitigasi bencana berbasis komunitas menjadi langkah yang tidak bisa ditunda.
Dengan ancaman bibit siklon tropis yang diperkirakan muncul di wilayah selatan Indonesia, Andi Arief menegaskan pentingnya kesadaran bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk menyiapkan diri menghadapi musim hujan ekstrim.
“Keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. BMKG sudah memberi sinyal, tinggal bagaimana pemerintah daerah dan masyarakat merespons dengan cepat,” pungkasnya.***






