• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Senin, Desember 8, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home Lampung Bandar lampung

Tragedi Banjir Sumatera Tewaskan 800 Jiwa: Krisis Ekologis Mengintai, Kebijakan Lingkungan Didesak Dievaluasi Total

Melda by Melda
08/12/2025
in Bandar lampung, REDAKSI
Tragedi Banjir Sumatera Tewaskan 800 Jiwa: Krisis Ekologis Mengintai, Kebijakan Lingkungan Didesak Dievaluasi Total

SAIBETIK— Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah bencana alam di Indonesia. Lebih dari 800 orang dinyatakan meninggal dunia dan sekitar 500 lainnya masih hilang. Ribuan rumah luluh lantak, ratusan fasilitas umum rusak, sementara akses jalan di puluhan kabupaten terputus total. Situasi ini memicu krisis kemanusiaan besar-besaran yang membuat ribuan warga mengungsi dan membutuhkan bantuan mendesak.

Bencana ini dipicu oleh cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Senyar, namun para ahli menilai kerusakan ekologis jangka panjang di Sumatera menjadi faktor utama yang memperburuk dampak banjir dan longsor. Kawasan hulu dan Daerah Aliran Sungai (DAS) disebut mengalami degradasi hebat, membuat tanah kehilangan kemampuan menyerap air dan meningkatkan risiko banjir bandang.

Edy Karizal, Direktur Lembaga Konservasi 21 (LK-21), menegaskan bahwa kondisi ekosistem yang melemah sudah lama menjadi bom waktu. “Curah hujan ekstrem memang tidak terhindarkan, tapi ekosistem yang rusak memperburuk keadaan. Hulu yang kehilangan tutupan hutan membuat aliran air dan material longsoran tidak tertahan,” ujarnya kepada pesawaran.pikiran-rakyat.com, Minggu (7/12/2025).

BeritaTerkait

Evaluasi Tata Ruang Besar-Besaran di Sumatera: Menteri Nusron Soroti Akar Masalah Banjir dan Ketimpangan Tanah

Edy Karizal Dorong Revolusi Pengelolaan Sampah di Pringsewu dengan Teknologi Ramah Lingkungan

Data yang diungkap LK-21 menunjukkan betapa masifnya alih fungsi hutan dalam beberapa tahun terakhir. Diperkirakan sekitar 1,64 juta hektare hutan di berbagai provinsi telah berubah menjadi Area Peruntukan Lain (APL). Aceh kehilangan sekitar 70.000 hektare, Sumut 150.000 hektare, Riau 600.000 hektare, Jambi 120.000 hektare, Kalbar 60.000 hektare, Kalteng 350.000 hektare, Kaltim 250.000 hektare, dan wilayah lain sekitar 50.000 hektare.

Menurut Edy, hilangnya tutupan hutan membuat longsor membawa gelondongan kayu dan lumpur ke pemukiman. “Ini bukan sekadar bencana alam. Ini dampak dari melemahnya perlindungan lingkungan selama bertahun-tahun,” ujarnya. Ia juga menilai beberapa regulasi terbaru perlu dievaluasi, termasuk kebijakan yang memberi ruang konversi kawasan konservasi melalui Permen LHK Nomor 14 Tahun 2023.

Selain memicu bencana hidrometeorologi, hilangnya tutupan hutan juga mengancam satwa endemik Sumatera seperti harimau, gajah, badak, dan orangutan. Konflik satwa–manusia disebut meningkat dalam satu dekade terakhir, dipicu oleh berkurangnya habitat alami dan meningkatnya aktivitas manusia di kawasan konservasi.

Edy menegaskan perlunya audit menyeluruh terhadap kebijakan lahan dan izin perkebunan. “Hutan alam berbeda dari perkebunan monokultur. Mengganti hutan dengan sawit tidak serta-merta menjaga fungsi ekologisnya,” ujarnya. Penegakan hukum atas pelanggaran lingkungan menurutnya masih sangat lemah, sehingga memberi ruang bagi praktik alih fungsi lahan tanpa kontrol.

Ia juga mendorong investigasi terbuka penyebab kerusakan lingkungan. “Kalau memang ada kebijakan yang memperburuk kondisi ekologis, harus dievaluasi melalui mekanisme hukum dan audit yang kredibel. Semua pihak harus ikut terlibat, termasuk lembaga independen dan masyarakat,” tegasnya.

Respons Pemerintah

Pemerintah pusat menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah evakuasi korban, pencarian orang hilang, dan penyaluran bantuan logistik. Beberapa kementerian telah menyiapkan rencana pemulihan jangka menengah dan panjang untuk wilayah terdampak, termasuk normalisasi sungai, rehabilitasi fasilitas umum, hingga relokasi warga dari zona rawan.

Namun para ahli menilai bahwa penanganan darurat saja tidak cukup. Bencana ini menjadi alarm keras bahwa integrasi kebijakan lingkungan, tata ruang berbasis risiko, dan mitigasi bencana harus diperkuat. Tanpa koreksi kebijakan dan perlindungan ekosistem hulu, risiko bencana serupa akan semakin tinggi.

Banjir Sumatera 2025 menjadi pengingat bahwa ketika hutan kehilangan fungsi alaminya, masyarakat berada dalam ancaman. Penguatan perlindungan lingkungan, haluan pembangunan berkelanjutan, dan rehabilitasi kawasan kritis harus menjadi prioritas untuk mencegah korban jiwa yang lebih besar di masa depan.***

Source: WAHYUDIN
Tags: banjir sumatera 2025bencana ekologis sumaterakerusakan hutan indonesiakrisis ekologis indonesiaLingkungan HidupLK 21longsor aceh sumut sumbarsiklon tropis senyartata ruang sumatera
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pringsewu Ngebut Sertifikasi Aset Daerah! Sudah 1.481 Bidang Kantongi Legalitas, Sisanya Segera Menyusul

Next Post

Ribuan Aset Daerah Pringsewu Dikebut Sertifikasinya, Pemerintah Targetkan Rampung dalam Waktu Dekat

Next Post
Ribuan Aset Daerah Pringsewu Dikebut Sertifikasinya, Pemerintah Targetkan Rampung dalam Waktu Dekat

Ribuan Aset Daerah Pringsewu Dikebut Sertifikasinya, Pemerintah Targetkan Rampung dalam Waktu Dekat

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Ribuan Aset Daerah Pringsewu Dikebut Sertifikasinya, Pemerintah Targetkan Rampung dalam Waktu Dekat

Ribuan Aset Daerah Pringsewu Dikebut Sertifikasinya, Pemerintah Targetkan Rampung dalam Waktu Dekat

08/12/2025
Tragedi Banjir Sumatera Tewaskan 800 Jiwa: Krisis Ekologis Mengintai, Kebijakan Lingkungan Didesak Dievaluasi Total

Tragedi Banjir Sumatera Tewaskan 800 Jiwa: Krisis Ekologis Mengintai, Kebijakan Lingkungan Didesak Dievaluasi Total

08/12/2025
Pringsewu Ngebut Sertifikasi Aset Daerah! Sudah 1.481 Bidang Kantongi Legalitas, Sisanya Segera Menyusul

Pringsewu Ngebut Sertifikasi Aset Daerah! Sudah 1.481 Bidang Kantongi Legalitas, Sisanya Segera Menyusul

08/12/2025
Sidang Prapid PT LEB Memanas, Kuasa Hukum Ungkap Kejanggalan Tapi Kejati Lampung Bungkam

Sidang Penentuan Nasib Dirut PT LEB Memanas, Publik Bertanya: Apakah Dua Tersangka Lain Akan Ikut Ajukan Pra Peradilan?

08/12/2025
Gebyar Senam Beguwai Jejama Wawai Lampung Tengah: Ratusan Warga Meriahkan, Toko PKK Resmi Dilaunching

Gebyar Senam Beguwai Jejama Wawai Lampung Tengah: Ratusan Warga Meriahkan, Toko PKK Resmi Dilaunching

07/12/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved