SAIBETIK— Suasana Aula DPD Golkar Lampung, Minggu (2/11/2025), dipenuhi semangat dan antusiasme puluhan kader muda saat Tony Eka Candra tampil sebagai pembicara dalam Diklat Kader Muda Golkar. Kehadiran Tony, yang sudah malang melintang dalam dunia politik selama puluhan tahun, mampu memikat perhatian peserta, bahkan seolah menghipnotis mereka dengan suara lembutnya dan penyampaian yang menenangkan namun penuh wibawa.
Dalam kesempatan itu, Tony membagikan materi penting seputar sejarah, ideologi, dan doktrin Partai Golkar. Ia menekankan perjalanan panjang partai beringin sejak berdiri pada tahun 1964, ketika Golkar harus menghadapi tantangan besar dari PKI. Tony menjelaskan bagaimana Golkar, dengan dukungan ABRI dan birokrasi pada masa Orde Baru, berhasil menempatkan dirinya sebagai partai pemenang pemilu selama beberapa dekade.
“Sejarah Golkar bukan hanya soal kemenangan di pemilu, tetapi bagaimana kita menghadapi tekanan dan tantangan politik yang besar. Dari era Soeharto hingga awal reformasi, Golkar selalu mampu bertahan dan beradaptasi,” ujar Tony dengan penuh penghayatan. Ia juga menyoroti masa kritis reformasi, ketika ada upaya untuk membubarkan partai. Namun, Golkar justru muncul sebagai pemenang Pemilu 2004, membuktikan ketangguhan partai dan kadernya.
Tony sendiri menjadi contoh nyata kader yang konsisten dan sukses. Selama karier politiknya, ia telah menjadi anggota DPRD selama tujuh periode. Keberhasilan dan kepiawaiannya dalam berpolitik membuatnya tetap relevan di mata generasi baru kader Golkar. Banyak kader muda yang pernah dibimbingnya kini duduk sebagai anggota DPRD maupun memegang posisi strategis di pemerintahan daerah.
Selain menekankan sejarah dan strategi politik, Tony juga berbagi filosofi kepemimpinan. Ia menegaskan bahwa menjadi pejabat publik bukanlah alasan untuk bersikap jumawa. “Saya sedih jika melihat ada yang baru jadi anggota Dewan sudah kepetantang-petenteng. Menjadi pejabat publik mestinya membuat diri lebih rendah hati. Sikap jumawa justru akan menghancurkan karir politik seseorang,” tuturnya.
Tony juga menyinggung perannya dalam membina organisasi kepemudaan seperti Granat dan FKPPI. Melalui bimbingannya, lahirlah kader militan, berintegritas, dan berkualitas yang siap meneruskan perjuangan Golkar di berbagai tingkatan. Peserta Diklat terlihat menyimak dengan seksama, mencatat setiap pesan dan nasihat yang disampaikan Tony, yang dikemas dengan kombinasi pengalaman pribadi, anekdot menarik, dan strategi politik yang aplikatif.
Acara diklat ini bukan hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga inspirasi bagi kader muda untuk memahami makna perjuangan politik yang beretika, disiplin, dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Dengan pembicara seperti Tony Eka Candra, para kader muda Golkar Lampung diharapkan mampu menjadi generasi penerus yang tangguh, kreatif, dan siap menghadapi tantangan politik masa kini dan masa depan.****










