SAIBETIK – Sony Afandi, seorang gitaris klasik yang berakar di Lampung, telah menelusuri perjalanannya dalam dunia musik sejak remaja. Kini, sebagai mahasiswa di FKIP Bahasa dan Seni Universitas Lampung, ia terus mengejar hasratnya dalam musik klasik Eropa.
Lahir pada 13 Juni 2004 di Panaragan Tuha, Tubaba, Sony memulai kisahnya dengan musik sejak SMP. Di forum muda-mudi budaya, dia mulai mempelajari seni gitar klasik Lampung.
“Musik memang telah menjadi bagian hidupku sejak SMP. Belajar gitar klasik Lampung telah membangkitkan minatku yang mendalam dalam dunia musik,” ujarnya.
Ketertarikannya pada musik klasik Lampung membawa Sony untuk tampil di berbagai acara selama SMA, dari pesta pernikahan hingga acara budaya.
Untuk berbagi kecintaannya pada musik, Sony membuka saluran YouTube di mana dia membagikan penampilannya memainkan musik klasik Lampung. Dukungan yang diterimanya di platform ini memberinya semangat untuk terus berkarya.
Namun, semangat Sony tidak hanya terbatas pada YouTube. Dia juga memanfaatkan platform TikTok untuk memasyarakatkan seni Lampung lebih luas.
Kehadirannya di media sosial membawa kesempatan baru, seperti ketika dia diundang untuk tampil di sebuah pernikahan melalui YouTube.
Untuk memperdalam pemahamannya tentang musik, Sony memilih untuk belajar di FKIP Bahasa dan Seni Universitas Lampung. Meskipun tidak ada jurusan musikologi khusus di sana, dia tetap bersemangat untuk mengejar impian musiknya.
Dalam perjalanannya, Sony sering diundang untuk tampil di berbagai acara di sekitar Lampung, menjadikannya dikenal di seluruh provinsi.
Kolaborasinya dengan penyair Isbedy Stiawan ZS dalam membacakan puisi adalah pengalaman yang berkesan baginya. Bersama, mereka menciptakan kesatuan antara musik dan puisi yang menginspirasi.
Dengan semangatnya yang tak terpadam, Sony Afandi telah menjelma menjadi salah satu wajah terkemuka dalam dunia musik klasik Lampung, membawa keindahan dan keunikan seni Lampung ke tingkat yang lebih luas.***