SAIBETIK.COM, BANDAR LAMPUNG – Untuk terus mempererat kerjasama berbagai pihak dalam menghadapi risiko dan dampak bencana, Tim Fasilitator Program Penguatan Ketangguhan Masyarakat Wilayah 1 menggelar rapat koordinasi, di Hotel Asoka Luxury, beberapa waktu lalu.
Dalam rapat koordinasi rutin tingkat provinsi itu, dibahas pula terkait komitmen bersama melakukan pemberdayaan ekonomi pasca bencana. Dan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi isu kebencanaan.
Dibahas pula, pada pertemuan itu perihal strategi mempromosikan sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya menjaga kesiapsiagaan dan pengelolaan kebencanaan di tingkat lokal.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Provinsi Lampung, Joni T, S.H.M.H, mengatakan, Rapat koordinasi ini merupakan langkah penting dalam menghadapi bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan di Provinsi Lampung.
”Diharapkan kerja sama dan komitmen dari semua pihak akan membantu mencapai tujuan kebencanaan yang lebih tangguh di masa depan,” ungkap Joni.
Joni menjelaskan, Persiapan dan pelaksanaan kegiatan Destana (Desa Tangguh Bencana) hingga Desember 2023. Dintaranya, menghadapi risiko dan dampak bencana, serta menekankan perlunya pemberdayaan ekonomi pasca bencana dan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi isu kebencanaan.
”Rencana kontijensi untuk menghadapi bencana seperti tsunami, banjir, dan puting beliung. BPBD Provinsi Lampung juga telah menyusun rencana ini dan data-data terkait dapat diperoleh dari BPBD,” imbuhnya.
Dibuka pula, sesi diskusi mengenai rencana kerja masing-masing OPD juga dilakukan, menegaskan komitmen mereka dalam melaksanakan kegiatan Destana hingga Desember 2023. Pada sesi diskusi, berbagai pertanyaan dan jawaban diajukan oleh peserta rapat, termasuk mengenai keterlibatan berbagai pihak, seperti Dinas Perkim, BPBD, Dinsos, dan Dinas PPPA dalam proses kegiatan Destana.
Untuk diketahui, Kegiatan Destana telah dimulai sejak tanggal 25 September 2023 dengan tahapan awal berupa sosialisasi di berbagai kelurahan, seperti Kel. Kangkung, Kel. Bumi Waras, Kel. Srengsem, Kel. Panjang Utara, Kel. Karang Maritim, Kel. Panjang Selatan, dan Desa Tarahan di Kabupaten Lampung Selatan.
Dalam kegiatan ini, terdapat 2 Fasda dan 2 Fasdes/Faskel di setiap kelurahan dengan jumlah peserta sekitar 30 orang dari berbagai unsur, seperti PKK, LPM, Karang Taruna, Tokoh Agama, Ketua RT, dan Kalling. Peserta juga mendapatkan dukungan berupa uang akomodasi.
Selanjutnya, tahapan kedua adalah penilaian ketangguhan desa yang terdiri dari tiga kegiatan: pengumpulan data, verifikasi data, dan FGD. Setiap kelurahan/desa diminta untuk mengumpulkan data-data yang dapat menentukan tingkat ketangguhan desa/kelurahan tersebut, yang dibagi menjadi tiga indeks: Tanggung Pratama, Tanggung Madya, dan Tangguh Utama.
Tahapan ke-5 adalah pengenalan dasar penanggulangan bencana, dilaksanakan di Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 24 hingga 26 Oktober 2023, dan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 23 hingga 25 Oktober 2023.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggambarkan pengertian bencana di Indonesia, jenis bencana, jenis ancaman, penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia, dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tahapan ke-6 adalah pembentukan dan pengukuhan Forum PRB dan Relawan Desa/Kelurahan. Forum ini diharapkan dapat membantu dalam menyediakan media informasi, komunikasi, dan edukasi mengenai kebencanaan kepada masyarakat, serta mendukung penyusunan kebijakan dan program untuk menghadapi bencana.***