SAIBETIK— Pemerintah Provinsi Lampung semakin memperkuat langkah mitigasi bencana dengan menitikberatkan pada pelestarian alam, terutama kawasan hutan lindung, hutan kawasan, dan taman nasional. Komitmen ini ditegaskan langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, dalam wawancara usai mengikuti Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian di Balai Keratun, Kamis (11/9).
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah wilayah di Lampung seperti Lampung Barat, Pesisir Barat, dan Tanggamus dilanda banjir serta longsor akibat curah hujan tinggi. Kejadian tersebut menimbulkan kerugian besar, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga terhambatnya aktivitas masyarakat. Situasi ini menjadi pengingat serius bahwa mitigasi bencana bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak yang harus segera dijalankan.
Gubernur Rahmat menjelaskan, langkah awal yang ditempuh pemerintah daerah adalah dengan mengedepankan strategi pelestarian lingkungan sebagai garda terdepan dalam mencegah bencana. Menurutnya, menjaga hutan lindung dan taman nasional tetap utuh adalah langkah paling efektif untuk mengurangi risiko banjir, longsor, dan bencana alam lainnya.
“Yang pertama kami lakukan adalah menjaga kawasan hutan agar tidak ada yang ditebang, tidak ada yang dirambah, apalagi dialihfungsikan. Hutan lindung dan taman nasional adalah benteng utama yang melindungi Provinsi Lampung dari banjir dan berbagai bencana. Karena itu, kami menempatkan kelestarian alam sebagai prioritas dalam mitigasi,” tegas Rahmat.
Ia menambahkan bahwa konsep mitigasi berbasis alam menjadi solusi berkelanjutan, bukan hanya sekadar penanganan darurat setelah bencana terjadi. “Alam harus tetap dijaga, itulah konsep dasar kami. Jika lingkungan terjaga dengan baik, risiko bencana akan berkurang. Maka, sebelum bicara soal infrastruktur dan penanganan pascabencana, kami pastikan ekosistem tetap lestari,” sambungnya.
Selain fokus pada hutan dan taman nasional, Pemprov Lampung juga melakukan sosialisasi masif ke masyarakat di wilayah rawan bencana. Edukasi ini bertujuan menumbuhkan kesadaran kolektif agar masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan sekitar. Menurut Gubernur, tanpa dukungan masyarakat, upaya pemerintah tidak akan berjalan maksimal.
Terkait banjir besar yang melanda beberapa wilayah, Rahmat menegaskan bahwa koordinasi antara Pemprov dengan pemerintah kabupaten/kota terus dilakukan. Pemerintah juga melibatkan berbagai pihak, termasuk aparat desa dan komunitas lokal, untuk memastikan penanganan darurat berjalan cepat dan efektif.
“Kami berkoordinasi secara intensif agar dampak banjir bisa diminimalisir. Namun, tujuan jangka panjangnya adalah memastikan hal ini tidak terulang lagi. Itu hanya bisa dicapai dengan kerja sama seluruh elemen masyarakat Lampung untuk menjaga alam bersama,” pungkasnya.
Langkah strategis ini diharapkan tidak hanya mampu mengurangi potensi bencana, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan pelestarian alam yang konsisten, Lampung bukan hanya lebih tangguh menghadapi bencana, melainkan juga mampu menjaga keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.***