• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Senin, Oktober 20, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home Lampung Bandar lampung

Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra: Puisi “Anak Didik Tanpa Negara” Bongkar Krisis Moral Pendidikan dan Kekuasaan Lokal

Melda by Melda
20/10/2025
in Bandar lampung, PENDIDIKAN
Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra: Puisi “Anak Didik Tanpa Negara” Bongkar Krisis Moral Pendidikan dan Kekuasaan Lokal

SAIBETIK— Penyair muda asal Bandar Lampung, Muhammad Alfariezie, kembali menggegerkan dunia sastra dengan karyanya yang sarat kritik sosial, “Anak Didik Tanpa Negara”. Puisi ini menjadi potret tajam atas keruntuhan moral pendidikan dan penyalahgunaan kekuasaan pejabat daerah, sekaligus refleksi atas ketimpangan sosial yang dialami generasi muda sebagai korban kebijakan yang tidak adil.

Dalam karyanya, Alfariezie menggunakan gaya satir yang lugas dan bernada protes kuat. Puisi ini menyoroti bagaimana pejabat publik, yang seharusnya menjadi pelindung pendidikan, justru memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan diksi administratif seperti “wali kota,” “anggaran kota,” dan “ijazah,” penyair menegaskan bahwa hilangnya tanggung jawab negara terhadap generasi muda bukanlah sekadar isu retoris, melainkan kenyataan sosial-politik yang menyedihkan.

Potret Sosial dalam Puisi
Baris awal puisi:

BeritaTerkait

Kritik Sastra Postmodern Puisi “Mati Dalam Sunyi (2025)” Karya Muhammad Alfariezie: Dekonstruksi Cinta, Sunyi, dan Keterasingan di Era Pascamodern

“Menungguku Tiba” Akan Dibedah di Pusat Budaya Sunda UNPAD, Isbedy: Undangan Ini Spesial

“Tiap mendengar pendidikan,
saya terkenang pelanggar
undang-undang. Dia wali kota
selama hidup, saya takan lupa”

mengisyaratkan kritik tajam terhadap pejabat publik yang melanggar aturan hukum sekaligus merusak makna pendidikan. Alfariezie memanfaatkan realisme satir untuk menampilkan konflik vertikal antara penguasa dan masyarakat, di mana anak didik menjadi pihak yang dirugikan.

Bait berikutnya menekankan dampak kemanusiaan dari kebijakan tidak adil:

“Bukan hanya anggaran dan aset
negara ancamannya tapi murid
yang bisa gagal tak berijazah”

Di sini, penyair menunjukkan bahwa pendidikan, sebagai hak dasar, telah dikomodifikasi dan dijadikan alat legitimasi kekuasaan, sehingga anak-anak kehilangan akses pada masa depan mereka sendiri.

Analisis Sosiologi Sastra
Menurut perspektif sosiologi sastra, puisi ini mencerminkan interaksi antara kreativitas individu dan kondisi sosial masyarakat. Alfariezie menempatkan dirinya sebagai “saksi moral” yang berbicara untuk mereka yang tak punya suara. Melalui simbol “wali kota,” puisi ini juga menyoroti relasi kuasa antara negara, pejabat, dan rakyat kecil.

Selain itu, karya ini menegaskan fungsi sosial-transformatif sastra, yaitu menyadarkan pembaca tentang penyimpangan sosial dan ketidakadilan. Puisi ini tidak hanya untuk dinikmati secara estetis, tetapi juga untuk membangkitkan kesadaran kritis terhadap praktik politik yang merugikan generasi muda.

Konteks Lokal dan Implikasi Moral
Karya Alfariezie lahir dari kondisi sosial-politik Bandar Lampung, yang menjadi simbol paradoks antara idealisme pendidikan dan praktik kekuasaan lokal yang timpang. Puisi ini menunjukkan bahwa krisis moral pendidikan bukan hanya masalah individu, tetapi masalah sistemik yang membutuhkan perhatian publik, reformasi kebijakan, dan kontrol sosial.

Dengan gaya bahasa yang lugas dan penuh sindiran, penyair menghadirkan puisi sebagai dokumen moral zaman: pengingat bahwa pendidikan yang adil dan berintegritas adalah fondasi pembangunan bangsa. Baris-baris puisi yang menyinggung pelanggaran undang-undang, ambisi pejabat, dan ancaman terhadap murid menjadi pengingat bahwa kekuasaan tanpa moral akan melahirkan generasi tanpa harapan.

Kesimpulan dan Relevansi
Puisi “Anak Didik Tanpa Negara” adalah karya political-sociological literature yang menyuarakan keresahan masyarakat atas penyalahgunaan kekuasaan di bidang pendidikan. Melalui realisme satir, Alfariezie menggabungkan kritik politik, kesadaran moral, dan refleksi sosial menjadi satu kesatuan yang menggugah.

Karya ini mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang peran negara, pejabat publik, dan masyarakat dalam menjaga marwah pendidikan, memastikan generasi muda mendapatkan haknya, dan memperkuat integritas publik. Puisi ini menjadi simbol perlawanan kultural, serta pengingat bahwa sastra bukan hanya medium estetika, tetapi juga instrumen perubahan sosial.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: AnakDidikTanpaNegaraKrisisPendidikanMuhammadAlfariezieRealismeSatirSastraIndonesia
ShareTweetSendShare
Previous Post

Wagub Lampung Jihan Nurlela Dorong Kepedulian terhadap Kesehatan Mental Anak Berkebutuhan Khusus di Acara Blossom

Next Post

Gema Puan Soroti 10% Kegagalan Pemerintahan Presiden Prabowo: Tiga Isu Krusial Butuh Tindakan Tegas

Next Post
Gema Puan Soroti 10% Kegagalan Pemerintahan Presiden Prabowo: Tiga Isu Krusial Butuh Tindakan Tegas

Gema Puan Soroti 10% Kegagalan Pemerintahan Presiden Prabowo: Tiga Isu Krusial Butuh Tindakan Tegas

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Gema Puan Soroti 10% Kegagalan Pemerintahan Presiden Prabowo: Tiga Isu Krusial Butuh Tindakan Tegas

Gema Puan Soroti 10% Kegagalan Pemerintahan Presiden Prabowo: Tiga Isu Krusial Butuh Tindakan Tegas

20/10/2025
Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra: Puisi “Anak Didik Tanpa Negara” Bongkar Krisis Moral Pendidikan dan Kekuasaan Lokal

Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra: Puisi “Anak Didik Tanpa Negara” Bongkar Krisis Moral Pendidikan dan Kekuasaan Lokal

20/10/2025
Wagub Lampung Jihan Nurlela Dorong Kepedulian terhadap Kesehatan Mental Anak Berkebutuhan Khusus di Acara Blossom

Wagub Lampung Jihan Nurlela Dorong Kepedulian terhadap Kesehatan Mental Anak Berkebutuhan Khusus di Acara Blossom

20/10/2025
Lampung Siap Jadi Lumbung Pangan Nasional: Gubernur Dorong Sinergi Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan

Lampung Siap Jadi Lumbung Pangan Nasional: Gubernur Dorong Sinergi Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan

20/10/2025
Viral Pajero Strobo dan Pelat Dinas Palsu di Bandung, Polisi Amankan Sopir Tasikmalaya

Viral Pajero Strobo dan Pelat Dinas Palsu di Bandung, Polisi Amankan Sopir Tasikmalaya

20/10/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved