• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Senin, November 3, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home Lampung Bandar lampung

Modus Eksistensi Remaja dalam Puisi Muhammad Alfariezie: Saat Masa Muda Tidak Pernah Hilang, Hanya Tersembunyi

Melda by Melda
03/11/2025
in Bandar lampung, PENDIDIKAN
Modus Eksistensi Remaja dalam Puisi Muhammad Alfariezie: Saat Masa Muda Tidak Pernah Hilang, Hanya Tersembunyi

SAIBETIK— Pernah ngerasa nostalgia tiba-tiba menyerbu ketika melihat senyum seseorang? Puisi Muhammad Alfariezie, Remaja Itu Tidak Pernah Mati, Hanya Bersembunyi, menangkap perasaan itu dengan cara yang bikin pembaca terhanyut. Bukan cuma soal umur atau fase kehidupan, puisi ini menempatkan remaja sebagai “modus eksistensi”—suatu reservoir emosi yang tetap laten dalam diri manusia, siap muncul kapan saja.

Dalam puisi ini, diksi Alfariezie memadukan intimasi, nostalgia, dan sensualitas tersublimasi, menghadirkan pengalaman remaja sebagai energi afektif yang terus hidup, bukan sekadar memori temporal. Fragmentasi kata, enjambemen yang terputus-putus, dan perpaduan bahasa formal dengan vernakular seperti kata musykil dan enggak menghadirkan ketegangan antara refleksi dewasa dan spontanitas masa muda, menciptakan efek realistis sekaligus autentik.

Salah satu bait yang menonjol:

BeritaTerkait

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi “Senyum yang Mengalir di Antara Gugur” Karya Muhammad Alfariezie

Ketika Bahasa Menjadi Senjata: Muhammad Alfariezie dan Imaji Kritik Sosial-Politik Bandar Lampung

Remaja Itu Tidak Pernah Mati
Hanya Bersembunyi

Senyum yang menggairahkan! Selalu
melihatmu tersenyum, saya merasa
remaja

Kata-kata sederhana ini mengundang pembaca masuk ke dunia psikis yang sama dengan subjek puisi. Senyum, kehadiran, dan pengalaman sehari-hari—seperti ketika hari raya, kita hanya di rumah—menjadi pemicu nostalgia yang bukan sekadar kenangan manis, tapi juga refleksi afektif. Subjek puisi kembali ke vitalitas masa muda melalui stimulus yang sederhana, membangkitkan kembali energi emosional yang tersimpan.

Dari perspektif psikoanalitik, puisi ini menampilkan mekanisme regresi estetis: libido dan hasrat masa muda disublimasikan menjadi emosi dan rindu eksistensial, bukan semata-mata erotis. Kata-kata seperti ranum, menggairahkan, dan frase saya merasa remaja memberi warna psikologis yang kaya—menghubungkan pengalaman afektif dengan kepekaan terhadap dunia sekitar.

Puisi Alfariezie juga menegaskan kritik halus terhadap konstruksi kedewasaan modern. Masa muda bukan sesuatu yang hilang dengan bertambahnya usia, melainkan tersembunyi di balik rutinitas dan tanggung jawab. Puisi ini menolak paradigma linear usia dan menghadirkan waktu afektif yang bersirkulasi—di mana kedewasaan tidak memutus hubungan dengan spontanitas, kerentanan, dan kepekaan emosional masa muda.

Secara estetika, *Remaja Itu Tidak Pernah Mati, Hanya Bersembunyi adalah studi tentang bagaimana pengalaman remaja bisa tetap hidup melalui bahasa, struktur, dan sensasi. Fragmen-fragmen patah, diksi campuran, dan ritme enjambemen menciptakan ketidakteraturan emosional yang justru menandai autentisitas pengalaman manusia. Puisi ini bukan sekadar nostalgia; ia adalah pernyataan kemanusiaan: tentang cinta yang tidak menua, memori yang tidak tunduk pada kalender, dan remaja yang tidak pernah benar-benar pergi.

Bagi pembaca muda maupun dewasa, puisi ini membuka ruang refleksi: mungkin kita semua masih menyimpan “remaja” di dalam diri, hanya menunggu momen sederhana untuk muncul kembali.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: karyaMudaLiteraturIndonesiaMuhammadAlfariezieNostalgiaEmosionalPuisiRemajaSastraKontemporer
ShareTweetSendShare
Previous Post

Benfica Taruhan Besar! Jose Mourinho Andalkan Tiga Bintang Muda untuk Bawa Magis Liga Champions Kembali

Next Post

Karang Taruna Lampung Selatan Jadi Tuan Rumah Puncak BBKT dan HUT ke-65, Energi Positif Generasi Muda Muncul di Tengah Masyarakat

Next Post
Karang Taruna Lampung Selatan Jadi Tuan Rumah Puncak BBKT dan HUT ke-65, Energi Positif Generasi Muda Muncul di Tengah Masyarakat

Karang Taruna Lampung Selatan Jadi Tuan Rumah Puncak BBKT dan HUT ke-65, Energi Positif Generasi Muda Muncul di Tengah Masyarakat

Catat Sejarah Baru! Tiga Pekon di Tanggamus Resmi Dimekarkan, Bupati Moh. Saleh Asnawi Tegaskan Pentingnya Pemerintahan Bersih dan Dekat dengan Rakyat

Catat Sejarah Baru! Tiga Pekon di Tanggamus Resmi Dimekarkan, Bupati Moh. Saleh Asnawi Tegaskan Pentingnya Pemerintahan Bersih dan Dekat dengan Rakyat

Layanan SKCK Kini Full Online, Polres Tanggamus Hadirkan Inovasi Digital untuk Pelayanan Cepat, Transparan, dan Bebas Pungli

Layanan SKCK Kini Full Online, Polres Tanggamus Hadirkan Inovasi Digital untuk Pelayanan Cepat, Transparan, dan Bebas Pungli

Rudi Suhaimi Kalianda Kembali Raih Penghargaan Bergengsi Satya Lencana Adhitya Mahatva Yodha Utama, Bukti Konsistensi Sang Penyiar Inspiratif

Rudi Suhaimi Kalianda Kembali Raih Penghargaan Bergengsi Satya Lencana Adhitya Mahatva Yodha Utama, Bukti Konsistensi Sang Penyiar Inspiratif

SPMB SMA Swasta Siger: Kebijakan Liar di Era Pemerintahan Eva Dwiana yang Bikin Geger Warga Bandar Lampung

SPMB SMA Swasta Siger: Kebijakan Liar di Era Pemerintahan Eva Dwiana yang Bikin Geger Warga Bandar Lampung

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Capaian PBB di Kecamatan Banyumas Lampaui 83 Persen, Pekon Mulyorejo Sudah 100 Persen

Capaian PBB di Kecamatan Banyumas Lampaui 83 Persen, Pekon Mulyorejo Sudah 100 Persen

03/11/2025
Kapasitas Stadion Sumpah Pemuda Mubazir, Bhayangkara Presisi Lampung FC Jadi Simbol Insolidaritas Kepolisian?

Kapasitas Stadion Sumpah Pemuda Mubazir, Bhayangkara Presisi Lampung FC Jadi Simbol Insolidaritas Kepolisian?

03/11/2025
SPMB SMA Swasta Siger: Kebijakan Liar di Era Pemerintahan Eva Dwiana yang Bikin Geger Warga Bandar Lampung

SPMB SMA Swasta Siger: Kebijakan Liar di Era Pemerintahan Eva Dwiana yang Bikin Geger Warga Bandar Lampung

03/11/2025
Rudi Suhaimi Kalianda Kembali Raih Penghargaan Bergengsi Satya Lencana Adhitya Mahatva Yodha Utama, Bukti Konsistensi Sang Penyiar Inspiratif

Rudi Suhaimi Kalianda Kembali Raih Penghargaan Bergengsi Satya Lencana Adhitya Mahatva Yodha Utama, Bukti Konsistensi Sang Penyiar Inspiratif

03/11/2025
Layanan SKCK Kini Full Online, Polres Tanggamus Hadirkan Inovasi Digital untuk Pelayanan Cepat, Transparan, dan Bebas Pungli

Layanan SKCK Kini Full Online, Polres Tanggamus Hadirkan Inovasi Digital untuk Pelayanan Cepat, Transparan, dan Bebas Pungli

03/11/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved