SAIBETIK– Semangat gotong royong, warisan luhur bangsa Indonesia, kembali menyala di bumi Lampung. Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menunjukkan aksi nyata kepemimpinan responsif dengan turun langsung merespon kondisi darurat Jembatan Gantung Tampang Muda di Kecamatan Pematang Sawa, Tanggamus.
Jembatan yang sempat viral di media sosial karena kondisinya yang rusak dan membahayakan keselamatan warga kini tengah diperbaiki melalui kolaborasi luar biasa lintas elemen masyarakat. Jembatan ini menjadi satu-satunya akses utama bagi warga, termasuk anak-anak sekolah, untuk menuju pusat pendidikan dan fasilitas ekonomi di seberang sungai. Rusaknya jembatan selama beberapa bulan terakhir membuat aktivitas sehari-hari warga terganggu, termasuk distribusi kebutuhan pokok dan mobilitas ekonomi masyarakat desa.
Gubernur yang akrab disapa Mirza ini tidak tinggal diam. Ia menginisiasi aksi gotong royong massal, menggandeng Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Lampung, Pemerintah Kabupaten Tanggamus, masyarakat desa, pelajar, mahasiswa, hingga organisasi pencinta alam untuk membangun kembali jembatan harapan itu. Selain itu, Pemprov Lampung menyiapkan logistik dan material pendukung, sementara VRI memimpin pengerjaan teknis dengan standar keselamatan tertinggi.
“Akses pendidikan dan keselamatan anak-anak kita adalah hal yang tidak bisa ditawar. Jembatan ini bukan hanya soal penyambung dua tempat, tetapi penyambung masa depan mereka. Saya mengapresiasi semangat semua relawan dan elemen masyarakat yang cepat merespon panggilan ini. Ini adalah bukti nyata kekuatan kolaborasi kita. Saya minta perbaikan dilaksanakan dengan cepat dan hasil terbaik,” tegas Gubernur Mirza saat memberikan arahan di lokasi.
Vertical Rescue Indonesia, yang dikenal lewat program nasional “1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia”, langsung menurunkan tim teknis ke lokasi. Mereka melakukan survei mendalam, menilai kerusakan struktural, dan menyiapkan rancangan perbaikan jembatan dengan material yang lebih kuat dan aman. Tim VRI menargetkan perbaikan selesai paling lambat akhir September 2025 agar para pelajar bisa kembali beraktivitas dengan aman.
Muhammad Kariskun, Koordinator VRI Regional Lampung, menjelaskan, “Ini adalah tugas kemanusiaan. Kami siap memimpin usaha teknis di lapangan dengan standar keselamatan tertinggi. Dukungan semua pihak, dari pemerintah hingga warga yang menyumbang tenaga dan logistik, sangat menguatkan kami.”
Selain pengerjaan teknis, perbaikan jembatan ini juga menjadi momen edukasi bagi masyarakat, pelajar, dan mahasiswa tentang pentingnya keselamatan, kolaborasi, serta perencanaan infrastruktur yang berkelanjutan. Pemprov Lampung dan Pemkab Tanggamus bertindak sebagai fasilitator, menyediakan material dan dukungan logistik, sementara warga lokal dan relawan menjadi kekuatan utama dalam pelaksanaan perbaikan.
Perbaikan Jembatan Gantung Tampang Muda bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi simbol solidaritas, kepedulian, dan kepemimpinan yang hadir untuk rakyat. Aksi ini membuktikan bahwa semangat gotong royong masih menjadi kekuatan utama masyarakat Lampung dalam menghadapi tantangan bersama. Dengan semangat ini, Jembatan Tampang Muda akan kembali berdiri kokoh, bukan hanya sebagai penghubung dua wilayah, tapi sebagai penyambung harapan dan masa depan generasi penerus bangsa.***