• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Selasa, Desember 30, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home Lampung Bandar lampung

Ledakan Satire! Penyair Muda Bandar Lampung Hantam Kebijakan Pendidikan Ilegal Lewat Alegori Brutal

Melda by Melda
22/09/2025
in Bandar lampung, HIBURAN
Ledakan Satire! Penyair Muda Bandar Lampung Hantam Kebijakan Pendidikan Ilegal Lewat Alegori Brutal

SAIBETIK– Dunia sastra kembali bergetar dengan lahirnya karya berjudul “Tangis Sekolah Hantu Wali Kota” dari penyair muda, Alfariezie. Tulisan ini bukan sekadar puisi, melainkan sebuah ledakan satire politik yang mengguncang kesadaran publik tentang carut-marut pendidikan di daerah, khususnya soal praktik sekolah ilegal yang justru mendapat kucuran dana pemerintah.

Puisi yang ditulis dengan gaya metaforis itu menampilkan jeritan batin para orang tua murid yang terjebak dalam paradoks kebijakan pemerintah. Alih-alih memberikan kepastian hukum dan mutu pendidikan, sekolah ilegal yang difasilitasi justru mengancam masa depan anak-anak dengan “mendung putih”, metafora untuk pupusnya harapan.

Tema yang diangkat Alfariezie sangat relevan: protes terhadap penyelenggaraan sekolah tanpa izin resmi. Kritik diarahkan langsung pada Wali Kota Bandar Lampung sebagai simbol penguasa yang dianggap melegitimasi praktik berbahaya ini. Melalui kata-kata tajam, penulis seolah ingin membuka mata publik bahwa kebijakan pendidikan yang sembrono dapat melahirkan generasi korban.

BeritaTerkait

Skandal SMA Siger Lampung: Polemik Sekolah Ilegal dan Tumpang Tindih Wewenang Pemerintah

Ketua Gema Puan Kritik Satgas PHK Kemenaker: Tak Progresif, Malah Perburuk Nasib Pekerja

Gaya bahasa yang digunakan brutal, liar, sekaligus penuh sindiran. Simbol-simbol hewan buas seperti babi hutan, macan, hingga buaya dipakai untuk menggambarkan kerakusan dan kebengisan para aktor yang terlibat. Misalnya dalam larik “Kepala sekolah bisa babi hutan terembat macan,” tersirat pesan tentang predatorisme dalam birokrasi pendidikan. Sementara ungkapan “pejabat kelas bawah layaknya buaya terjerat keluarga korban” menyajikan ironi: pejabat yang mestinya melindungi justru terperangkap dalam lingkaran masalah.

Lebih jauh, Alfariezie menggunakan bentuk puisi bebas dengan pemenggalan baris yang ritmis. Seruan “Bahaya!” di tengah puisi memberi efek agitasi, seakan pembaca sedang disuguhi orasi politik, bukan sekadar karya sastra. Pendekatan ini membuat puisi menjadi senjata kritik sosial, membangkitkan emosi dan mendorong aksi reflektif dari publik.

Nilai estetiknya terletak pada keberanian memadukan realitas sosial dengan alegori sastra. Penulis tidak menyebut nama sekolah atau pejabat secara eksplisit, melainkan membungkus kritiknya dalam simbol-simbol puitis. Cara ini menghadirkan ruang interpretasi luas sekaligus menjaga posisi karya sebagai bagian dari tradisi sastra protes yang kuat di Indonesia.

Relevansi karya ini sangat besar. Dalam konteks Indonesia yang masih menghadapi masalah tata kelola pendidikan, keberadaan “sekolah hantu” menjadi fenomena nyata. Gedung berdiri tanpa izin, murid diterima tanpa kepastian ijazah, namun dana tetap mengalir dari pemerintah. Kritik Alfariezie ibarat alarm yang mengingatkan: bila dibiarkan, korban terbesarnya adalah generasi penerus bangsa yang kehilangan hak dasar mereka untuk mendapatkan pendidikan bermutu dan legal.

“Tangis Sekolah Hantu Wali Kota” pada akhirnya bukan sekadar puisi, melainkan manifestasi keresahan sosial. Ia menjembatani seni dan jurnalisme protes, memadukan estetika bahasa dengan urgensi kritik. Meski bagi sebagian pembaca metafora-metafora liar ini mungkin membingungkan, justru di situlah letak kekuatan karyanya—memaksa audiens untuk berpikir lebih dalam tentang makna di balik simbol.

Karya ini sekaligus memperlihatkan bahwa suara penyair muda tidak bisa diremehkan. Mereka mampu menyuarakan kritik sosial dengan cara berbeda, menyalakan kesadaran publik lewat seni. Alfariezie menunjukkan bahwa puisi bisa menjadi senjata politik yang lebih tajam daripada pidato panjang di podium.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: KritikPemerintahPendidikanIlegalPenyairMudaLampungPuisiSatirSekolahHantu
ShareTweetSendShare
Previous Post

Solidaritas Abadi: Alumni SMAN 2 Teluk Betung Angkatan 1996 Galang Dana untuk Rekan Terserang Penyakit Langka

Next Post

Tragis di Pringsewu! Truk Fuso Mundur di Tanjakan, Ibu Tewas Tergilas Motor Suami Istri

Next Post
Tragis di Pringsewu! Truk Fuso Mundur di Tanjakan, Ibu Tewas Tergilas Motor Suami Istri

Tragis di Pringsewu! Truk Fuso Mundur di Tanjakan, Ibu Tewas Tergilas Motor Suami Istri

Ribuan Petani Kepung Jakarta di Hari Tani Nasional 2025, Desak Pemerintah Tuntaskan Konflik Agraria

Ribuan Petani Kepung Jakarta di Hari Tani Nasional 2025, Desak Pemerintah Tuntaskan Konflik Agraria

Jadi Pembina Upacara di SMA 1 Kotabumi, Kapolres Lampung Utara Ingatkan Bahaya Kenakalan Remaja

Jadi Pembina Upacara di SMA 1 Kotabumi, Kapolres Lampung Utara Ingatkan Bahaya Kenakalan Remaja

Putri Maya Rumanti, Dari Pengacara Kasus Vina Cirebon Hingga Gugat Skandal Pendidikan di Bandar Lampung

Putri Maya Rumanti, Dari Pengacara Kasus Vina Cirebon Hingga Gugat Skandal Pendidikan di Bandar Lampung

Tari Tuping 12 Wajah Bangkit Lagi: 50 Pelajar Lampung Selatan Belajar Filosofi dan Gerakan Sakral

Tari Tuping 12 Wajah Bangkit Lagi: 50 Pelajar Lampung Selatan Belajar Filosofi dan Gerakan Sakral

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Pemkab Pringsewu Gelar Natal Bersama Ouikumene 2025 di SMA Xaverius

Pemkab Pringsewu Gelar Natal Bersama Ouikumene 2025 di SMA Xaverius

29/12/2025
Pringsewu Lantik Sepuluh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Baru

Pringsewu Lantik Sepuluh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Baru

29/12/2025
Dana Kapitasi BPJS Puskesmas Bandar Lampung Disorot DPRD

Dana Kapitasi BPJS Puskesmas Bandar Lampung Disorot DPRD

29/12/2025
Romzi Edy Pimpin KNPI Tanggamus Periode 2026–2028

Romzi Edy Pimpin KNPI Tanggamus Periode 2026–2028

29/12/2025
Pemkab Lampung Selatan Salurkan Alat Produksi untuk IKM

Pemkab Lampung Selatan Salurkan Alat Produksi untuk IKM

29/12/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved