SAIBETIK – Destiyani (35), pemilik usaha Syila Musik, menjadi korban perampasan alat musik yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) dalam dua insiden terpisah pada Januari 2025. Dalam kejadian-kejadian tersebut, ia mengalami kerugian lebih dari Rp600 juta.
Insiden pertama terjadi pada Rabu, 8 Januari 2025, di rumah Destiyani yang sekaligus menjadi basecamp Syila Musik di Perumahan Vila Mutiara, Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Sekelompok pria yang berjumlah sekitar 10 orang datang secara tiba-tiba dan merampas paksa sejumlah aset musik milik Destiyani. Di antaranya, tiga unit sound system RHYME Speaker RM 156-3F, tiga set REJING, dua box subwoofer, dan satu kotak kabel.
“Mereka mengambil alat-alat musik yang sangat berharga, total kerugian saya sekitar Rp143 juta,” ujar Destiyani dengan wajah yang tampak lesu saat diwawancarai awak media pada Selasa, 13 Mei 2025.
Selama insiden itu, Destiyani mengaku sempat mendapat perlakuan kasar saat mencoba mempertahankan asetnya. Ia pun segera melapor ke Polresta Bandar Lampung dengan laporan yang teregister pada Nomor: LP/B/35/1/2025/SPKT terkait dugaan pencurian dengan kekerasan.
Namun, tak berselang lama, insiden kedua terjadi pada Jumat, 10 Januari 2025, saat tim Syila Musik baru saja selesai tampil di acara di Buyut, Lampung Tengah. Di Masgar, Pesawaran, truk yang mengangkut alat musik mereka dihentikan secara paksa oleh OTK di Jalan Trang Sumatera, Desa Kor Agung.
“Truk kami yang dikemudikan oleh saksi, Sodang Malayu, dihentikan sekitar 10 orang menggunakan tiga mobil. Tanpa penjelasan, mereka langsung merampas alat musik kami dan membawanya kabur,” ujar Destiyani menjelaskan kejadian kedua.
Akibat perampasan ini, kerugian yang diderita Destiyani mencapai sekitar Rp511,7 juta. Lagi-lagi, ia melapor ke Polres Pesawaran dengan Nomor: LP/B/7/2025/SPKT untuk melaporkan kejadian tersebut.
“Saat kejadian pertama di rumah, saya sempat mengalami kekerasan fisik. Tarik-menarik dengan mereka membuat badan saya memar-memar. Saya sudah visum, ada sekitar 13 titik memar di tubuh saya,” kata Destiyani, sambil menunjukkan luka-lukanya.***