SAIBETIK — Di sebuah pagi liburan yang tenang, suasana SD Al-Kautsar Bandar Lampung tampak berbeda dari kebanyakan sekolah lainnya. Bukan kosong dan sepi, justru sebaliknya—di lorong dan ruang depan sekolah, beberapa guru dan staf tampak sibuk membersihkan deretan panjang piala yang tertata rapi dalam lemari kaca.
Ada ratusan, mungkin ribuan. Piala dari berbagai ajang—akademik, seni, budaya, hingga olahraga bela diri—berjejer menandakan rekam jejak sekolah agamis yang telah lama melegenda ini.
“Liburan tapi tetap semangat, ya Bu?” sapa seorang jurnalis Narasi yang tengah menjadwalkan audiensi untuk liputan bertema Citra Orang Terdidik.
“Ini bagian dari iman, Mas. Kebersihan kan sebagian dari itu,” jawab salah satu staf sambil mengelap piala dengan penuh perhatian.
Mereka tidak hanya membersihkan benda mati. Lebih dari itu, mereka sedang merawat simbol perjuangan, menjaga warisan semangat anak-anak didik, agar tidak terhapus waktu, debu, atau lupa.
Menjaga yang Telah Diraih, Membangun yang Akan Datang
Ruang demi ruang di SD Al-Kautsar tidak hanya memajang prestasi—ia merayakannya. Di sepanjang penyanggah bangunan lantai atas, terpampang bingkai-bingkai prestasi peserta didik lengkap dengan foto dan keterangan lomba.
Bagi para guru, itu bukan sekadar dekorasi, tapi cara mengenang dan menyemangati. Bagi wali murid yang melintas, tak jarang terdengar bisik harap, “Semoga anak saya bisa seperti mereka.”
Tak heran jika Al-Kautsar memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Bandar Lampung. Sekolah ini bukan hanya membekali anak-anak dengan ilmu, tetapi juga membentuk karakter, disiplin, serta spiritualitas yang berpijak pada nilai Islam.
Lebih dari Sekadar Piala
“Ini bukan soal jumlah piala. Ini tentang bagaimana kami menghargai proses, bukan sekadar hasil. Piala yang berdebu adalah simbol perjuangan yang dilupakan. Maka kami rawat—agar semangatnya terus hidup,” ujar salah satu guru.
Dan dari situlah makna pendidikan sebenarnya berbicara: bukan hanya mengajar, tapi merawat, menjaga, dan menghargai setiap langkah kecil menuju cita-cita.
SD Al-Kautsar bukan sekadar sekolah. Ia adalah rumah iman, tempat nilai tumbuh, dan medan di mana prestasi dan spiritualitas saling menguatkan. Dalam diamnya piala-piala yang disusun rapi, terdapat kisah tentang usaha, harapan, dan keteladanan yang terus dijaga.***