• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Minggu, September 28, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home Lampung Bandar lampung

Skandal Pendidikan dalam Alegori Permainan: Kritik Sastra atas Prosa Liris “Skandal!” Karya Penyair Muhammad Alfariezie

Melda by Melda
28/09/2025
in Bandar lampung, HIBURAN
Skandal Pendidikan dalam Alegori Permainan: Kritik Sastra atas Prosa Liris “Skandal!” Karya Penyair Muhammad Alfariezie

SAIBETIK- Sastra Indonesia kerap hadir sebagai medium kritik sosial. Dari era Chairil Anwar yang menyalakan api eksistensialisme, WS Rendra dengan teater puisinya, hingga Wiji Thukul dengan suara perlawanan rakyat, karya-karya sastra telah menjadi senjata moral untuk menyingkap kebobrokan sosial. Dalam tradisi itu, muncul teks “Skandal!”—sebuah prosa liris yang menyoal dunia pendidikan.

Karya Muhammad Alfariezie: Penyair asal Kota Bandar Lampung ini mengundang pembaca untuk menelusuri metafora permainan anak-anak sebagai simbol penyembunyian, kecurangan, dan ironi birokrasi pendidikan.

Kritik sastra ini berupaya membaca “Skandal!” dalam tiga dimensi: estetika, muatan sosial, dan posisinya dalam peta sastra kritik sosial Indonesia.

BeritaTerkait

Isbedy Stiawan ZS Hadir di PDS HB Jassin, Republik Puitik Jadi Sorotan Dunia Sastra

Penyair Muhammad Alfariezie Tabrak Pakem Kesopanan Sastra Konvensional Lewat Puisi Guru Jongkok di atas Regulasi

Skandal

Skandal! Silahkan eksekutif
dan legislatif pendidikan
bersembunyi dalam rentetan
sedih penghuni
sekolah swasta dan silahkan
eksekutif-legislatif pendidikan
bersembunyi
dalam bertumpuk masalah
sekolah ilegal Bunda Eva

Seperti anak-anak
berpetak umpet di awal
senja, silahkan bersembunyi
dalam rimbun ancaman
ular, dalam gatal rumpun
berulat dan silahkan sembunyi
dalam curang rumah permainan

Kalian akan ketahuan meski
berselimut kamar kecurangan,
kalian tak mampu menutup
hasrat kemanusiaan
bahwa permainan adalah
bahasa paling jujur
hanya untuk bersenang
senang bukan menyilang
kesalahan

Bandar Lampung, 2025

Analisis Teks

1. Struktur dan Bentuk
“Skandal!” berada di persimpangan puisi dan prosa. Ia bukan narasi linear, tetapi juga tidak mengikuti bait puisi konvensional. Repetisi kata “silahkan” membentuk pola mantra, memberi tekanan emosional, sekaligus menandai serangan satir yang berulang terhadap eksekutif-legislatif pendidikan.

2. Tema dan Gagasan
Tema utama adalah pengkhianatan terhadap pendidikan. Pemerintah digambarkan bersembunyi dari tanggung jawab, membiarkan sekolah swasta menanggung beban. Kritik ini diperkuat oleh perbandingan ironis: pejabat negara diposisikan sebagai anak kecil yang main petak umpet.

3. Simbol dan Alegori
Petak umpet: alegori penyembunyian masalah, kelicikan, dan ketidakjujuran kekuasaan.

Rimbun ancaman ular, semak berulat: representasi lingkungan pendidikan yang penuh bahaya dan penyakit struktural.

Kamar kecurangan: simbol kekuasaan yang dibangun di atas manipulasi, tetapi rapuh menghadapi kebenaran.

Permainan jujur: idealisme kemanusiaan dan pendidikan yang seharusnya bersih dari manipulasi birokrasi.

4. Gaya Bahasa
Diksi yang digunakan cenderung keras: skandal, ular, curang, berulat. Pemilihan kata-kata ini menimbulkan nuansa gelap, sejalan dengan substansi kritik. Repetisi “silahkan” menciptakan irama satir yang sekaligus melemahkan wibawa penguasa, menjadikan mereka sosok yang ditertawakan.

Perbandingan dengan Tradisi Kritik Sosial Sastra Indonesia

WS Rendra
Seperti dalam Potret Pembangunan dalam Puisi, Rendra menggunakan repetisi untuk mengkritik rezim pembangunan. “Skandal!” memiliki kemiripan gaya: repetitif, satir, penuh sindiran. Namun Rendra lebih konkret dalam menyebut fakta sosial, sedangkan “Skandal!” lebih alegoris.

Wiji Thukul
Puisi-puisi Wiji Thukul lugas dan langsung menghantam, seperti “Peringatan” yang menutup dengan seruan “hanya ada satu kata: lawan!”. “Skandal!” tidak memilih jalan lugas, melainkan metafora permainan. Meski berbeda gaya, keduanya sama-sama berpihak pada rakyat yang tertindas.

Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji membebaskan kata, menjadikannya mantra. Dalam “Skandal!”, repetisi “silahkan” juga terasa mantrawi, meski tetap terikat pada makna kritik sosial. Jika Sutardji lebih menekankan kebebasan bahasa, “Skandal!” menekankan kritik ideologis.

Nilai Estetis dan Sosial

Daya tarik “Skandal!” ada pada keberaniannya memadukan estetika metafora dengan substansi kritik sosial. Ia tidak sekadar protes, tetapi juga permainan bahasa yang menghadirkan pengalaman membaca penuh ironi. Meski demikian, kelemahannya adalah sifatnya yang fragmentaris: metafora-metafora kadang longgar keterhubungannya, membuat pembaca awam berpotensi kehilangan arah.

Namun justru karena sifat fragmentaris itu, teks ini dapat dibaca sebagai sastra perlawanan yang cair: tidak sepenuhnya terikat pada tradisi Rendra, Thukul, atau Sutardji, tetapi mengambil unsur dari ketiganya untuk membangun suara unik.

“Skandal!” adalah prosa liris yang mengusung alegori permainan sebagai cara mengekspos kebobrokan birokrasi pendidikan. Dengan repetisi mantrawi, simbol-simbol satir, dan kontras antara permainan jujur dengan kecurangan politik, karya ini menempati posisi penting dalam tradisi kritik sosial sastra Indonesia.

Jika Rendra memotret pembangunan, Wiji Thukul menyerukan perlawanan, dan Sutardji membebaskan kata, maka “Skandal!” menyindir penguasa dengan menempatkan mereka sebagai anak-anak pengecut yang bersembunyi dalam permainan. Ia bukan hanya kritik sosial, tetapi juga satire yang mengingatkan bahwa pendidikan seharusnya berpihak pada kemanusiaan, bukan pada permainan kecurangan.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: BANDAR LAMPUNGKritik SosialMuhammad AlfarieziePendidikanprosa lirispuisi kritiksastra IndonesiaskandalSutardji Calzoum Bachriwiji thukulws rendra
ShareTweetSendShare
Previous Post

Heboh! Jembatan Gantung Tampang Muda Rampung Diperbaiki Hanya 5 Hari, Warga Kini Bisa Bernapas Lega

Next Post

Geger Pendidikan Lampung: Gubernur dan DPRD Dukung SMK Baru, Nasib SMK Swasta Kian Terpuruk

Next Post
Geger Pendidikan Lampung: Gubernur dan DPRD Dukung SMK Baru, Nasib SMK Swasta Kian Terpuruk

Geger Pendidikan Lampung: Gubernur dan DPRD Dukung SMK Baru, Nasib SMK Swasta Kian Terpuruk

Isbedy Stiawan ZS Hadir di PDS HB Jassin, Republik Puitik Jadi Sorotan Dunia Sastra

Isbedy Stiawan ZS Hadir di PDS HB Jassin, Republik Puitik Jadi Sorotan Dunia Sastra

Refleksi Kelam G30S/PKI 1965: Ancaman Bahaya Laten yang Harus Diwaspadai Pemerintahan Prabowo

Refleksi Kelam G30S/PKI 1965: Ancaman Bahaya Laten yang Harus Diwaspadai Pemerintahan Prabowo

Kalapas Baru Dharmasraya Gebrak Awal Jabatan dengan Pesan Tegas: Dedikasi, Integritas, dan Profesionalitas Jadi Kunci

Kalapas Baru Dharmasraya Gebrak Awal Jabatan dengan Pesan Tegas: Dedikasi, Integritas, dan Profesionalitas Jadi Kunci

Ribuan Jamaah Ramaikan Maulid Nabi Muhammad SAW Di Masjid Al-Falah Way Urang Kalianda

Ribuan Jamaah Ramaikan Maulid Nabi Muhammad SAW Di Masjid Al-Falah Way Urang Kalianda

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Aksi Nekat! Pencuri Motor dan HP di Ketapang Lampung Selatan Dibekuk Polisi

Aksi Nekat! Pencuri Motor dan HP di Ketapang Lampung Selatan Dibekuk Polisi

28/09/2025
Ribuan Jamaah Ramaikan Maulid Nabi Muhammad SAW Di Masjid Al-Falah Way Urang Kalianda

Ribuan Jamaah Ramaikan Maulid Nabi Muhammad SAW Di Masjid Al-Falah Way Urang Kalianda

28/09/2025
Kalapas Baru Dharmasraya Gebrak Awal Jabatan dengan Pesan Tegas: Dedikasi, Integritas, dan Profesionalitas Jadi Kunci

Kalapas Baru Dharmasraya Gebrak Awal Jabatan dengan Pesan Tegas: Dedikasi, Integritas, dan Profesionalitas Jadi Kunci

28/09/2025
Refleksi Kelam G30S/PKI 1965: Ancaman Bahaya Laten yang Harus Diwaspadai Pemerintahan Prabowo

Refleksi Kelam G30S/PKI 1965: Ancaman Bahaya Laten yang Harus Diwaspadai Pemerintahan Prabowo

28/09/2025
Isbedy Stiawan ZS Hadir di PDS HB Jassin, Republik Puitik Jadi Sorotan Dunia Sastra

Isbedy Stiawan ZS Hadir di PDS HB Jassin, Republik Puitik Jadi Sorotan Dunia Sastra

28/09/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved