SAIBETIK – Payakumbuh Botuang Festival akan diselenggarakan di Kawasan Ngalau Indah Medan Nan Bapaneh, Kota Payakumbuh, pada 11-13 Juli 2024.
Seniman asal Lampung akan membawakan dua nomor musik bambu (gamolan pekhing/cetik) dan satu nomor musik yang berkolaborasi dengan puisi. Mereka dijadwalkan tampil pada Jumat, 12 Juli 2024, pukul 20.00 hingga selesai.
Adin Gedanggung (I Gusti Nyoman Arsana) dari Sanggar Gravitasi Perkusi Lampung menyatakan bahwa dia bersama empat musisi siap memberikan penampilan terbaik. Anggota tim lainnya adalah Ahmad Wanda, Arman Chan, dan I Gusti Ngurah Pradiva Jayastu. Puisi yang akan dibacakan oleh Isbedy Stiawan ZS berkisah tentang Sekala Brak, asal muasal alat musik gamolan pekhing.
“Saat ini kami sudah berada di Pekanbaru,” ujar Adin Gedanggung pada Rabu, 10 Juli 2024.
Nyoman menjelaskan bahwa penampilan musik bambu dari Lampung akan berdurasi sekitar 30 menit. Sanggar Gravitasi Perkusi diundang untuk tampil dalam festival ini oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh.
“Selain memainkan musik cetik, kami juga akan berkolaborasi dengan puisi bertema Pesagi atau Sekala Brak,” tambah Nyoman. Ia juga menekankan bahwa kolaborasi ini adalah yang pertama kalinya dilakukan.
Pada Jumat malam, selain penampilan dari Lampung, festival juga akan menampilkan Pituah Bundo, Komunitas Seni Intro, dan Batuang Sarumpun dari Sawahlunto.
Pada hari pertama, Jumat, 11 Juli 2024, pukul 20.00 hingga selesai, acara pembukaan akan menampilkan Lindang Urek cs Tari Massal, Rand Ritmik, Lubuk Batang (50 kota), Kabumi UPI (Bandung), dan Fikoh LIDA.
Hari terakhir, Sabtu, 13 Juli 2024, akan menampilkan Panglimo, Pro Kontra, Melenggok Botuang, Natalino Mella Sasando (NTT), Gita Mahardika (Bali), dan Kintamani. Dari pagi hingga siang akan diadakan workshop dan diskusi, ekspo, serta permainan rakyat.
Adin Gedanggung, seorang seniman musik tradisional kelahiran Bali, sehari-hari aktif di Taman Budaya Lampung dan berkesenian.
I Gusti Ngurah Pradiva Jayastu, putra Adin Gedanggung, telah terlibat dalam permainan alat musik cetik sejak kecil. Ayahnya, Nyoman Arsana, juga adalah pembuat alat musik gamolan pekhing. Pradiva baru saja lulus SMA.
Ahmad Wanda dan Arman Chan adalah alumni ISI Padangpanjang jurusan musik. Saat ini, Wanda mengajar di Fakultas Tarbiyah Prodi PGMI UIN Raden Intan Lampung, sementara Arman Chan mengajar di SMA Lampung Selatan.
Isbedy Stiawan ZS adalah sastrawan yang dikenal sebagai Paus Sastra Lampung, dengan puluhan buku puisi dan antologi yang telah diterbitkan.***