SAIBETIK – Jalan Pemuda di pusat kota Magelang telah menjadi daya tarik baru sebagai destinasi wisata ganda; belanja dan budaya yang menggoda, menawarkan berbagai souvenir, batik, dan kerajinan dengan harga terjangkau, sambil menjelajahi jalan yang penuh sejarah di Magelang.
Kawasan ini dikenal sebagai Pecinan, menjadi pusat perbelanjaan dan bisnis selama 1,5 km dengan berbagai macam toko, mal, kios, restoran, dan kafe di kedua sisinya.
Kawasan Pecinan Magelang terbagi menjadi dua ruas jalan. Satu ruas jalan diperuntukkan untuk kendaraan bermotor sebagai jalur satu arah, sementara ruas jalan lainnya digunakan sebagai jalur lambat untuk becak dan sepeda motor.
Pada masa lalu, Jalan Pemuda juga dilintasi oleh kereta atau trem, tetapi rel kereta akhirnya dialihkan ke jalur lain karena berkembangnya kawasan Pecinan sebagai pusat perbelanjaan tidak hanya bagi warga sekitar Magelang tetapi juga wisatawan domestik dan mancanegara.
Kawasan Pecinan dikenal sebagai Malioboro-nya Magelang karena menyediakan berbagai jenis souvenir, pakaian, kerajinan, dan pusat kuliner.
Selain itu, deretan restoran dan kafe di Kawasan Pecinan menawarkan pengalaman unik dengan suasana ramai Jalan Pemuda.
Kawasan ini juga merupakan salah satu landmark atau ikon Magelang, dengan sistem pengaturan lalu lintas yang baik, khususnya dengan satu jalur kendaraan dan ruas jalan khusus untuk pejalan kaki dan becak, memberikan keamanan bagi pengunjungnya.
Sejak zaman penjajahan, Kawasan Pecinan merupakan pusat kegiatan ekonomi di Magelang, dan hingga saat ini, penataan kota menempatkan Jalan Pemuda atau Kawasan Pecinan sebagai pusat ekonomi yang terus dikembangkan untuk masyarakat sekitar dan wisatawan.
Banyak toko di Kawasan Pecinan menjual berbagai kebutuhan rumah tangga, makanan, fashion, dan kebutuhan lainnya, serta menyajikan berbagai kuliner khas Magelang dan masakan nusantara lainnya, mulai dari yang tradisional hingga modern. Proses transaksi belanja di kawasan ini sering melibatkan tawar-menawar, baik di toko maupun di pedagang kaki lima.
Pada masa penjajahan Belanda, Kawasan Pecinan dikonsentrasikan sebagai pusat aktivitas ekonomi di Magelang, yang membutuhkan infrastruktur transportasi dan perdagangan yang memadai. Pihak kolonial Belanda membangun infrastruktur di Jalan Pemuda dan mengatur berbagai jenis dagangan serta model transaksi untuk memudahkan akses dan meningkatkan aktivitas di kawasan ini.
Kuliner khas Magelang seperti kupat tahu juga mudah ditemukan di ruas Jalan Pemuda atau Kawasan Pecinan, dengan berbagai variasi dan harga terjangkau.
Di kawasan ini juga terdapat peninggalan sejarah lain yang menarik, seperti pasar tradisional, masjid agung, klenteng, alun-alun Kota Magelang, dan berbagai museum yang menghadirkan keindahan arsitektur dan nilai sejarah yang tinggi.***