SAIBETIK – Sebuah wahana ilusi optik turut menyemarakkan destinasi pariwisata di Kota Yogyakarta. De Mata Trick Eye Museum, meskipun tergolong baru, mampu menarik perhatian banyak wisatawan dengan berbagai macam gambar tiga dimensi yang sangat lengkap.
Berbeda dengan museum pada umumnya yang menyajikan benda-benda atau foto bersejarah, De Mata Trick Eye Museum menampilkan seni gambar yang hampir menyerupai bentuk aslinya atau realis. Museum ini menjadi surga bagi pengunjung yang gemar berfoto selfie atau bersama keluarga, menawarkan berbagai latar dan gaya dengan hasil gambar yang nyaris nyata. Contohnya, foto di jembatan kayu dengan jurang dalam berisi lahar panas di bawahnya—sekilas terkesan ngeri, tapi tenang, itu hanya ilusi foto.
Lokasi dan Keunikan De Mata Trick Eye Museum
Terletak di basement Jogja XT Square di Jalan Veteran, Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, De Mata Trick Eye Museum menjadi wahana tiga dimensi terbesar di dunia. Museum ini menampilkan ratusan gambar tiga dimensi, mulai dari tempat terkenal di dunia hingga tema lain seperti nuansa alam dan tokoh terkenal.
Terbesar di Dunia
Dengan total 190 gambar tiga dimensi, terdiri dari 120 gambar full tiga dimensi dan 79 gambar olahan ilusi optik, De Mata Trick Eye Museum menjadi wahana gambar ilusi terbesar di dunia. Keberadaan museum ini juga menjadi satu-satunya di Yogyakarta dan Jawa Tengah, sehingga tak heran jika objek wisata ini sangat diminati oleh pengunjung, terutama keluarga yang membawa anak-anak mereka.
Yang unik dari museum ini adalah gambar-gambar yang sesuai dengan daerah Yogyakarta, seperti obyek wisata Taman Sari dan pagelaran seni dengan latar suasana Keraton Yogyakarta.
Gambar Asli Karya Seniman Lokal
Hampir seluruh gambar realis di Museum De Mata Trick Eye adalah karya dari Petrus Kusuma, dibantu oleh mahasiswa Seni Rupa ISI Yogyakarta yang terkenal dengan kemampuan menghasilkan gambar tiga dimensi. Kemampuan mereka dalam menghasilkan gambar yang nyaris sempurna menarik minat wisatawan, yang bahkan rela antri untuk berfoto di gambar tiga dimensi berukuran besar.
Sejarah dan Operasional
Museum De Mata Trick Eye resmi beroperasi sejak tahun 2013, setelah seniman Petrus Kusuma membuat ratusan lukisan tiga dimensi dan ilusi optik bersama mahasiswa Seni Rupa ISI Yogyakarta selama beberapa tahun sebelumnya.
Beragam Tema Gambar 3D
De Mata Trick Eye menampilkan berbagai tema gambar 3 dimensi, seperti alam, hewan, super hero, olahraga, sirkus, dan berbagai spot di obyek wisata Taman Sari. Salah satu lukisan realis adalah gambar Sri Sultan HB X yang tampak seolah-olah sedang berinteraksi dengan pengunjung.
Desain Bangunan dan Patung De Arca
Museum ini didesain menyerupai labirin dengan berbagai gambar ilusi di setiap ruangan yang menarik untuk dijadikan latar foto. Selain gambar, museum ini juga memiliki patung tokoh-tokoh terkenal dan super hero yang hampir menyerupai bentuk aslinya, seperti patung Avatar Jack & Neytiri, tokoh antagonis Star Wars Darth Vader, dan super hero Wolverine. Patung-patung tersebut siap untuk diajak berfoto oleh para pengunjung.
Aplikasi AR De Arca dan Wahana DWalik
De Arca juga menyediakan aplikasi augmented reality (AR) yang memungkinkan pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan patung-patung koleksi museum. Aplikasi ini dapat diunduh di Playstore, memberikan informasi tentang setiap patung di museum.
Selain itu, sejak 2017, De Mata Trick Eye Museum menambahkan wahana baru bernama DWalik dengan 30 wahana yang siap dinikmati pengunjung. Wahana ini menggunakan sistem ruang ilusi seperti Horror Room, ruang anti gravitasi, ruang angkringan, ruang disko, hingga ruang barber, yang semuanya terasa nyata dan interaktif untuk berfoto selfie.
Dengan berbagai keunikan dan keindahannya, De Mata Trick Eye Museum Yogyakarta menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi mereka yang mencari pengalaman berfoto yang unik dan menarik.***