SAIBETIK —Candi Prambanan, situs warisan sejarah dunia UNESCO, memperkaya budaya dan sejarah Indonesia dengan keindahan arsitekturnya yang megah. Selain sebagai pusat pemujaan umat Hindu bagi Trimurti, candi ini juga dikenal lewat legenda Roro Jonggrang.
Candi Prambanan terletak di Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Namun, pintu masuk utamanya berada di Desa Tlogo.
Asal usul nama Prambanan masih menjadi misteri. Ada yang berpendapat bahwa Prambanan berasal dari kata pram (lima) dan banam (gunung), merujuk pada lima gunung Kamboja. Teori lain mengaitkannya dengan ramban, yang berarti mengumpulkan dedaunan.
Dibangun pada tahun 850 M oleh Raja Mataram Kuno, Rakai Pikatan, Prambanan juga disebutkan sebagai usaha menandingi keberadaan Candi Borobudur yang dibangun oleh Wangsa Syailendra. Namun, pembangunannya terhenti saat pemerintahan beralih ke Jawa Timur.
Prambanan, yang awalnya dikenal sebagai Siwagrha (rumah Dewa Siwa), memiliki dominasi penghormatan terhadap Dewa Siwa. Candi Dewa Siwa yang tertinggi menjadi pusat perhatian di antara candi lainnya.
Legenda Roro Jonggrang, yang berhubungan erat dengan Candi Prambanan, menceritakan kisah cinta tragis antara Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang, putri Prabu Boko, menolak pinangan Bandung Bondowoso dan mengajukan syarat membuat seribu candi dalam semalam.
Bandung Bondowoso, dengan bantuan pasukan jin, hampir menyelesaikan tugas itu. Namun, Roro Jonggrang memerintahkan lesung padi ditumbuk untuk menyerupai bunyi ayam berkokok, menipu para jin dan menghentikan pembangunan. Marah, Bandung mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu.
Kisah legendaris ini memberi ciri khas tersendiri pada Candi Prambanan, menambah daya tariknya bagi pengunjung. Selain sebagai situs pemujaan, candi ini juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah manusia, ditunjukkan melalui relief epik Ramayana yang terukir di dinding candi.***