SAIBETIK – Candi Ngawen adalah salah satu destinasi wisata bersejarah yang menawarkan keindahan arsitektur serta suasana alam yang masih asri. Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, candi ini tidak hanya memikat dengan keindahan batuan andesitnya, tetapi juga dengan keramahan penduduk lokal dan lingkungan yang terjaga.
Pembagian Kompleks Candi
Candi Ngawen terdiri dari lima candi utama yang dikenal dengan nama Candi Ngawen I, II, III, IV, dan V. Masing-masing candi menampilkan keunikan arsitektur Buddha yang menawan. Candi Ngawen II dan IV menonjol dengan keberadaan arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa dan Dhyani Buddha Amitabha, menandai nuansa Buddha yang khas. Berdasarkan gaya arsitekturnya, candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi.
Keunikan Arsitektur
Salah satu ciri khas Candi Ngawen adalah patung singa yang menghiasi keempat sudut candi, seolah menjadi penjaga yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Bentuk bangunannya yang meruncing menyerupai candi Hindu, namun tetap memiliki stupa dan teras yang menjadi simbol candi-candi Buddha.
Lingkungan yang Asri
Terletak di antara hamparan sawah, Candi Ngawen menawarkan panorama alam yang berbeda dibandingkan dengan kompleks candi lainnya di Magelang. Wisatawan tidak hanya dapat menikmati keindahan sejarah, tetapi juga menyaksikan kegiatan pertanian warga sekitar yang menambah daya tarik tempat ini.
Sejarah Eskavasi
Penelitian dan ekskavasi Candi Ngawen dimulai oleh peneliti Belanda, Van Erp, pada tahun 1920. Ia mengeringkan lahan sawah di sekitar candi untuk memulai proses ekskavasi. Candi ini sempat hilang dari permukaan tanah akibat letusan dahsyat Gunung Merapi pada tahun 1006 M yang menimbun situs ini hingga kedalaman 3 meter lebih.
Gotong Royong dalam Pembangunan
Kompleks Candi Ngawen dibangun secara gotong-royong oleh Raja Pikatan Dyah Siladu dari Dinasti Sanjaya dan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra sekitar tahun 824 Masehi. Hal ini dikuatkan dengan keberadaan Prasasti Karangtengah tahun 824 M yang mencatat peristiwa tersebut.
Tata Letak dan Struktur Candi
Kompleks Candi Ngawen terdiri dari lima bangunan yang semuanya menghadap ke arah timur, berbaris dari utara ke selatan. Tidak ada candi induk di kompleks ini, dan dari lima bangunan tersebut, hanya Candi Ngawen II yang berhasil direkonstruksi dengan cukup baik pada tahun 1927.
Corak Khas dan Ornamen
Candi Ngawen memiliki corak arsitektur yang unik dibandingkan dengan candi-candi lain di Magelang. Di dalam Candi Ngawen II terdapat arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa yang bagian kepalanya hilang. Candi ini juga memiliki gapura terpisah dari badan candi, memberikan kesan luas dan megah.
Keunikan Patung Singa
Keunikan lain dari Candi Ngawen adalah adanya arca singa jantan di setiap sudut candi. Arca singa ini berdiri di atas batu bulat dengan pahatan indah, dimaknai sebagai penjaga candi untuk menangkal pengaruh jahat. Gaya arca singa yang menopang candi ini juga ditemukan di Candi Kidal, Malang, dan memiliki fungsi tambahan sebagai saluran air hujan yang keluar melalui mulut arca.
Candi Ngawen tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dan sejarah, tetapi juga mengajak pengunjung untuk menikmati keindahan alam dan budaya lokal yang terjaga dengan baik. Tempat ini menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu dan terus memikat hati para wisatawan yang datang berkunjung.***