SAIBETIK— Pekon Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, kini punya akses baru yang jadi solusi jangka panjang bagi warganya. Jembatan Gantung Garuda resmi dibuka Selasa pagi, 30 Desember 2025, menghubungkan kedua sisi sungai yang selama bertahun-tahun menjadi penghalang aktivitas warga.
Acara peresmian dihadiri puluhan warga, aparat TNI, dan pejabat daerah. Suasana haru tampak jelas saat masyarakat berdatangan bersama anak-anak, menatap jembatan yang kini menjadi simbol kemudahan mobilitas dan harapan baru. Selama ini, arus sungai yang deras membatasi akses menuju sekolah, kebun, dan fasilitas kesehatan, terutama saat hujan deras.
Juwita, salah satu warga Pekon Umbar, menceritakan pengalaman sulit yang mereka alami sebelum jembatan dibangun. “Dulu anak-anak sering batal sekolah karena sungai tidak bisa dilintasi, warga yang sakit susah mendapat pertolongan. Sekarang kami lega, lebih aman dan nyaman untuk beraktivitas,” ujarnya. Ia menambahkan rasa terima kasih kepada Presiden, TNI, dan jajaran Kodam XXI/Radin Inten yang mewujudkan jembatan ini.
Panglima Kodam XXI/Radin Inten, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, menjelaskan pembangunan Jembatan Gantung Garuda adalah perintah langsung Presiden untuk membuka akses dan mempercepat pembangunan di wilayah yang sulit dijangkau. “Anak-anak harus bisa sekolah dengan aman, warga harus mudah beraktivitas, dan ekonomi masyarakat bisa bergerak lebih cepat,” katanya. Proyek sepanjang 120 meter ini selesai dalam waktu enam hari dengan melibatkan gotong royong warga setempat, menjadikan jembatan ini hasil kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
Bupati Tanggamus, Mohammad Saleh Asnawi, turut hadir dan menekankan manfaat jembatan terhadap pembangunan ekonomi lokal. Ia berharap akses baru ini membuka peluang bagi perekonomian warga, seperti distribusi hasil kebun ke pasar yang lebih cepat, serta mempermudah layanan kesehatan dan pendidikan. “Jembatan ini bukan hanya soal fisik, tapi juga penggerak perubahan sosial dan ekonomi,” ujarnya.
Selain akses fisik, Jembatan Gantung Garuda menjadi simbol kebersamaan. Warga merasa memiliki jembatan tersebut karena ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Kristomei menekankan pentingnya menjaga fasilitas ini agar bisa bermanfaat jangka panjang. “Jembatan ini bukan sekadar rangka baja, tapi juga hasil gotong royong dan harapan kolektif warga Pekon Umbar,” ujarnya.
Kini, Jembatan Gantung Garuda tak sekadar menghubungkan dua tepi sungai. Ia menghubungkan rumah dengan sekolah, kebun dengan pasar, keterisolasian dengan kemajuan, dan tentu saja harapan warga untuk masa depan yang lebih terbuka dan sejahtera. Infrastruktur ini diharapkan menjadi titik awal transformasi sosial, ekonomi, dan pendidikan di Pekon Umbar, sekaligus memperkuat semangat gotong royong antarwarga.***







