SAIBETIK– Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti keluarga besar Partai Golkar usai Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional. Penganugerahan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang diumumkan di Istana Negara, Senin (10/11/2025).
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung, Hanan A. Rozak, menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk pengakuan negara terhadap jasa besar Soeharto dalam membangun fondasi Indonesia modern. Ia menilai penetapan gelar tersebut bukan hanya kehormatan bagi keluarga almarhum, tetapi juga menjadi momen bersejarah bagi Partai Golkar yang memiliki ikatan erat dengan kepemimpinan Soeharto selama masa Orde Baru.
“Golkar memiliki hubungan sejarah yang kuat dengan Pak Harto. Banyak kebijakan pembangunan yang dirancang dan dijalankan pada masa beliau masih menjadi roh dalam perjalanan partai hingga saat ini. Karena itu, penghargaan ini bukan hanya bentuk penghormatan negara, tapi juga kebanggaan seluruh kader Partai Golkar,” ujar Hanan A. Rozak di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Hanan yang juga anggota DPR RI ini menilai, meskipun Soeharto bukan sosok tanpa kekurangan, namun jasanya terhadap bangsa Indonesia tidak dapat dihapus dari sejarah. Ia menggambarkan Soeharto sebagai “arsitek pembangunan nasional” yang berhasil menata pondasi ekonomi Indonesia pasca-kemerdekaan hingga mencapai masa kejayaan di era 1980–1990-an.
“Pak Harto meletakkan dasar pembangunan jangka panjang. Ia berhasil menciptakan swasembada pangan nasional, memperkuat ketahanan ekonomi, serta membangun infrastruktur hingga pelosok daerah. Semua itu nyata dan dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia,” lanjut Hanan.
Dalam kesempatan tersebut, Hanan juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka atas kebijakan pemberian gelar kehormatan kepada Soeharto. Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan keberanian dan ketulusan pemerintah dalam menilai sejarah bangsa secara objektif dan proporsional.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Wapres Gibran. Keputusan ini adalah wujud penghormatan negara terhadap jasa dan pengabdian Pak Harto yang luar biasa dalam menjaga stabilitas nasional serta memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujar Hanan.
Ia juga menekankan bahwa keteladanan Soeharto dalam menjaga kedaulatan negara dan keberpihakan terhadap rakyat kecil masih menjadi inspirasi bagi kader Partai Golkar hingga kini. Hanan berharap, semangat disiplin, dedikasi, dan nasionalisme yang diwariskan Soeharto bisa terus hidup di dalam jiwa para kader, khususnya generasi muda Golkar.
“Sebagai kader Golkar, kami tidak menutup mata terhadap sisi gelap sejarah, namun kami juga harus objektif bahwa jasa beliau terhadap pembangunan bangsa sangat besar. Kami ingin generasi muda mengambil sisi positifnya, belajar dari keteguhan dan pengabdian Pak Harto,” tambahnya.
Dalam konteks sejarah nasional, Soeharto dikenal sebagai sosok yang berperan penting dalam menjaga stabilitas politik pasca peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965. Ia dinilai berhasil menegakkan kembali pemerintahan yang stabil dan memulai era pembangunan jangka panjang melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Hanan menegaskan bahwa ketegasan Soeharto dalam menghadapi ancaman ideologi komunis dan upaya menjaga kedaulatan negara menjadi alasan kuat mengapa pengakuan ini sangat layak diberikan. “Refleksi perjuangan beliau tidak hanya sebatas masa lalu, tetapi juga menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya stabilitas nasional dan pembangunan berkelanjutan,” kata Hanan menutup keterangannya.
Adapun dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh besar yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa terhadap bangsa dan negara Indonesia. Mereka adalah:
1. Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Tokoh Jawa Timur bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam.
2. Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto – Tokoh Jawa Tengah bidang perjuangan bersenjata dan politik.
3. Almarhumah Marsinah – Tokoh Jawa Timur bidang perjuangan sosial dan kemanusiaan.
4. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja – Tokoh Jawa Barat bidang perjuangan hukum dan politik.
5. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah – Tokoh Sumatera Barat bidang perjuangan pendidikan Islam.
6. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo – Tokoh Jawa Tengah bidang perjuangan bersenjata.
7. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin – Tokoh Nusa Tenggara Barat bidang perjuangan pendidikan dan diplomasi.
8. Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil – Tokoh Jawa Timur bidang perjuangan pendidikan Islam.
9. Almarhum Tuan Rondahaim Saragih – Tokoh Sumatera Utara bidang perjuangan bersenjata.
10. Almarhum Zainal Abidin Syah – Tokoh Maluku Utara bidang perjuangan politik dan diplomasi.
Sepuluh tokoh tersebut dipilih dari 49 nama yang sebelumnya diusulkan oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) RI untuk diserahkan kepada Presiden Prabowo. Keputusan ini menjadi salah satu momentum penting dalam perjalanan bangsa, yang menegaskan komitmen pemerintah dalam menghargai jasa para tokoh pejuang yang telah menorehkan pengabdian besar bagi Indonesia.***






