SAIBETIK— Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Lampung resmi digelar hari ini, Senin 29 Oktober 2025, dan akan berlangsung hingga Sabtu, 25 Oktober 2025. Acara yang dihelat oleh UPT Taman Budaya Lampung, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, menghadirkan beragam kegiatan seni, mulai dari seminar, pergelaran teater, hingga pembacaan puisi oleh para seniman dan komunitas lokal.
PKD Lampung tahun ini menampilkan kolaborasi lintas generasi dan komunitas, antara lain Teater Jabal Tanggamus, SMK Darussalam Tanggamus, Yayasan Insan Mandiri, Teater 11 Project, SMAN 1 Way Jepara, serta seniman independen seperti Iin Zakaria. Puncak acara dijadwalkan pada hari terakhir, Sabtu, pukul 13.45–14.00 WIB, dengan pembacaan puisi oleh penyair ternama Isbedy Stiawan ZS dan putrinya, Dzafira Adelia Putri Isbedy.
Isbedy, yang dijuluki Paus Sastra Lampung oleh kritikus sastra HB Jassin, akan membacakan puisi “Sajak Sajak Pendek Ditulis Ketika Kau Menungguku Tiba,” sebuah karya yang terdiri dari 11 bagian, serta puisi pendek “Aku Hanya Menunggu.” Keduanya menghadirkan tema universal tentang menunggu, yang menurut Isbedy merupakan bagian dari fitrah manusia dan makhluk lainnya. “Menunggu bisa berarti menanti panggilan, atau menunggu untuk meninggalkan dunia fana ini. Bisa pula menunggu pulang ke ‘kampung ibu’ yang sarat kenangan—tungku dari batu tempat ibu menanak nasi, aroma tanah basah, dan sebagainya,” jelas Isbedy, Senin, 20 Oktober 2025.
Kolaborasi ayah dan anak ini bukan kali pertama. Sebelumnya, mereka tampil bersama di Festival Puisi Esai Jakarta 2024 di PDS HB Jassin, serta parade baca puisi penyair ASEAN melalui Zoom pada Ramadhan tahun lalu. Isbedy menekankan bahwa Dzafira telah menjadi bagian integral dari proses kreatifnya, bahkan dianggap “senyawa” dengan puisi yang ia ciptakan.
Dzafira, siswi kelas 9 SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan (SMP MuAD) Kota Metro, juga memiliki prestasi gemilang di tingkat provinsi maupun nasional. Ia adalah pemenang pertama Lomba Muhammadiyah Olimpiad and Festival of Lampung (MOFEST) 2025, juara dua Porseni Muhammadiyah Lampung 2023, serta meraih berbagai penghargaan dalam lomba baca puisi dan menulis puisi tingkat nasional.
Fira — sapaan akrab Dzafira — menyambut antusias kesempatan kolaborasi ini. “PKD Lampung adalah ajang yang mempertemukan seniman terbaik di provinsi. Saya bahagia dapat tampil bersama Abi (Isbedy) lagi. Tantangannya adalah menyesuaikan intonasi dan ritme di panggung, tetapi kami sudah terbiasa,” ujarnya.
Tema puisi yang diangkat menyentuh berbagai dimensi kehidupan, seperti perjalanan, kenangan, dan ikatan keluarga. Berikut kutipan salah satu puisi yang akan dibacakan:
“tak penting siapa tiba lebih dulu
kita tempuh perjalanan yang sama
— aku dari arah Barat
dan kau mulai dari Timur
di Selatan kita bertemu —
untuk meneguhkan janji
demi menulis sebuah langkah
baru; di depan segala menantang”
“tungku yang ibu pamerkan setiap hari
padaku, sejak aku kanakkanak
telah mengekal di diriku; sebagai tulah
agar aku tahu pulang ke tungku ibu
terbuat dari tanah dan kayu
bahan bakarnya
: kenanganku ditanak di situ.”
PKD Lampung 2025 menjadi bukti nyata bagaimana seni dan budaya lokal mampu menghubungkan generasi tua dan muda, menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra, sekaligus menjadi wadah untuk mengekspresikan identitas Lampung yang kaya akan nilai historis, tradisi, dan kreativitas.***







