• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Minggu, Oktober 12, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home Lampung Bandar lampung

Membangun Kembali Kota Baru Lampung Menuju Eco-Smart City Ramah Lingkungan

Melda by Melda
11/10/2025
in Bandar lampung, REDAKSI
Membangun Kembali Kota Baru Lampung Menuju Eco-Smart City Ramah Lingkungan

SAIBETIK- Bayangkan jika kita memiliki mesin waktu seperti milik Doraemon, lalu melompat ke tahun 2045 — tepat seabad Indonesia merdeka. Dari angkasa, tampak Kota Baru Lampung di Jati Agung telah menjelma menjadi ibukota provinsi yang futuristik, hijau, dan berteknologi tinggi. Jalanan sunyi dari deru kendaraan berbahan bakar fosil, berganti dengan mobil listrik dan sepeda otomatis yang melintas di jalur khusus hijau. Di setiap sudut kota, pepohonan rindang berjejer, menyaring udara yang bersih. Gedung-gedung pemerintahan berdiri megah dengan atap panel surya berkilau memantulkan cahaya mentari pagi. Anak-anak bersepeda menuju sekolah tanpa takut polusi, sementara sensor pintar mengatur lampu lalu lintas sesuai kepadatan kendaraan. Kota ini hidup, bernapas, dan berpikir layaknya organisme yang harmonis dengan alam.

Gambaran tersebut bukan sekadar fiksi atau mimpi kosong. Ia adalah visi realistis jika pembangunan Kota Baru Lampung dilakukan dengan paradigma baru: kesadaran ekologis, kemajuan teknologi, dan nilai kemanusiaan yang seimbang. Kota masa depan tidak lagi dipandang sebagai kumpulan beton dan aspal, melainkan ekosistem sosial yang hidup. Ia tumbuh melalui warganya, berpikir lewat kebijakan publiknya, dan berdenyut lewat kegiatan ekonominya. Membangun kota berarti membangun kesadaran kolektif — suatu proyek kemanusiaan yang tidak hanya rasional, tetapi juga spiritual.

Dalam konteks ini, pembangunan Kota Baru Lampung tidak boleh berhenti pada pembangunan fisik. Ia harus menjadi simbol perubahan cara berpikir. Provinsi Lampung memiliki backlog perumahan sekitar 37 persen, dan lebih dari seperempat penduduknya masih tinggal di rumah yang tidak layak huni. Menurut data Public Housing and Settlement Information Center (2024), kualitas tempat tinggal sangat berkaitan erat dengan kesejahteraan dan produktivitas masyarakat. Oleh karena itu, arah pembangunan Kota Baru harus berfungsi ganda: menyediakan hunian layak sekaligus menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Konsep eco-smart city menjadi pilihan yang logis dan etis — kota yang tumbuh bersama alam, bukan menindasnya.

BeritaTerkait

Detik-Detik Mencekam! Sindiran Maut Guncang Pringsewu: Adik Ipar Kalap Bacok Kakak Ipar Tiga Kali

Ketua Perwosi Lampung Irene Fransisca Giri Lantik Pengurus 2025–2029, Dorong Olahraga Perempuan dan Gaya Hidup Sehat

Prinsip pentahelix menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi besar ini. Pemerintah bertindak sebagai pengarah kebijakan jangka panjang, memastikan keberlanjutan lintas periode kepemimpinan. Dunia usaha, termasuk asosiasi pengembang seperti Himperra, berperan sebagai motor penggerak investasi hijau dengan menghadirkan perumahan berteknologi ramah lingkungan dan efisiensi energi tinggi. Akademisi seperti Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dapat menjadi penghasil inovasi, seperti sistem transportasi listrik, pengelolaan limbah cerdas, dan manajemen air berbasis sensor digital. Masyarakat sipil berfungsi sebagai pengawas sosial dan etis agar pembangunan tetap berpihak pada rakyat kecil, sementara media menjadi penguat transparansi, kritik, serta edukasi publik. Bila kelima unsur ini bersinergi dalam satu irama, maka Kota Baru Lampung bisa menjadi laboratorium sosial bagi kemajuan berkelanjutan di Indonesia.

Pemerintah Provinsi Lampung telah menyiapkan rencana pembangunan Kota Baru seluas sekitar 1.308 hektare di Jati Agung. Lahan ini mencakup pusat pemerintahan, koridor pendidikan, serta kawasan perumahan rakyat seluas 263 hektare. Program tersebut telah dimasukkan dalam RPJMD 2025–2029, lengkap dengan dukungan DPRD dan rencana pembangunan infrastruktur dasar seperti akses jalan, drainase, dan fasilitas publik. Namun tantangan utama tetap pada aspek pendanaan dan tata kelola. Di sinilah pentingnya memanfaatkan instrumen seperti Kredit Program Perumahan (KPP) yang dapat mendorong pengembang kecil membangun rumah hijau, serta membuka akses bagi masyarakat menengah bawah untuk memiliki rumah dengan skema bunga rendah.

Selain itu, pendekatan blended finance perlu diterapkan untuk memperkuat pembiayaan proyek eco-smart city. Kolaborasi antara dana KPP, investasi swasta, CSR perusahaan, serta obligasi hijau daerah dapat menciptakan ekosistem keuangan yang sehat dan berkelanjutan. Pembentukan Badan Pengelola Kawasan Kota Baru atau Special Purpose Vehicle (SPV) juga penting untuk memastikan kesinambungan proyek lintas periode pemerintahan. SPV ini sebaiknya bekerja secara transparan dan digital, dengan sistem terintegrasi yang mencakup perizinan, pengadaan lahan, pengawasan pembangunan, hingga monitoring lingkungan. Sertifikasi lahan dan regulasi tata ruang juga perlu dipercepat agar kepercayaan investor meningkat dan masyarakat memperoleh kepastian hukum.

Dalam visi jangka panjang, Kota Baru Lampung dapat menjadi laboratorium ekonomi sirkular pertama di Sumatra. Limbah rumah tangga bisa dikelola secara desentralisasi menjadi energi biomassa, taman keanekaragaman hayati (Kehati) seluas 5 hektare dapat berfungsi sebagai paru-paru kota, dan energi surya komunitas bisa menjadi sumber listrik utama. Kawasan komersialnya dikembangkan dengan prinsip rendah karbon dan menonjolkan produk UMKM lokal. Dengan demikian, kota bukan lagi hanya tempat konsumsi, tetapi ruang regenerasi di mana manusia belajar hidup berdampingan dengan teknologi dan alam.

Seperti yang dikemukakan filsuf ekonomi Tim Jackson, kesejahteraan sejati bukan diukur dari pertumbuhan ekonomi tanpa batas, tetapi dari kemampuan manusia menciptakan “prosperity without growth” — kesejahteraan tanpa merusak bumi. Konsep inilah yang menjadi fondasi eco-smart city.

Mari bayangkan lagi, dua dekade ke depan. Kota Baru Lampung telah menjelma menjadi pusat pemerintahan modern dan magnet investasi hijau di Sumatra. Gedung-gedung menggunakan energi mandiri, perumahan rakyat berdiri di tengah taman hijau yang asri, generasi muda bekerja di sektor teknologi bersih, dan warga menikmati kehidupan sosial yang setara dan harmonis. Tak ada kesenjangan yang tajam antara elit dan rakyat, sebab pembangunan dijalankan dengan prinsip kebersamaan dan keberlanjutan. Lampung pun dikenal bukan hanya sebagai gerbang Sumatra, tetapi sebagai kota pelopor ekologi dan kecerdasan manusia di Indonesia.

Membangun kembali Kota Baru Lampung adalah lebih dari sekadar proyek pembangunan fisik. Ini adalah manifestasi optimisme kolektif, refleksi atas kesadaran bahwa kemajuan sejati hanya dapat lahir dari harmoni antara manusia, alam, dan teknologi. Ketika pemerintah, pengusaha, akademisi, komunitas, dan media melangkah bersama, serta ketika kesadaran ekologis menjadi napas utama setiap kebijakan, maka Kota Baru Lampung akan menjadi simbol peradaban baru — kota yang tidak hanya dihuni, tetapi juga dijaga dengan cinta.

Seperti yang pernah dikatakan filsuf Martin Heidegger, manusia tidak hanya tinggal di bumi, tetapi bertugas menjaga agar bumi tetap layak ditinggali. Itulah makna terdalam dari eco-smart city: membangun tanpa merusak, berkembang tanpa kehilangan akar, dan hidup berdampingan dengan alam tanpa rasa bersalah.***

Source: MELDA
Tags: Eco Smart CityGreen InvestmentHimperraIndonesia Emas 2045.Kota Baru LampungLampungPembangunan BerkelanjutanSmart City Indonesia
ShareTweetSendShare
Previous Post

Lapas Kalianda Gelar Razia Dini Hari, Libatkan TNI-Polri untuk Wujudkan Lingkungan Pemasyarakatan Aman dan Kondusif

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Membangun Kembali Kota Baru Lampung Menuju Eco-Smart City Ramah Lingkungan

Membangun Kembali Kota Baru Lampung Menuju Eco-Smart City Ramah Lingkungan

11/10/2025
Lapas Kalianda Gelar Razia Dini Hari, Libatkan TNI-Polri untuk Wujudkan Lingkungan Pemasyarakatan Aman dan Kondusif

Lapas Kalianda Gelar Razia Dini Hari, Libatkan TNI-Polri untuk Wujudkan Lingkungan Pemasyarakatan Aman dan Kondusif

11/10/2025
Damkar Lampung Selatan Gelar Pelatihan Dan Simulasi Kebakaran Bersama Tni Kodim 0421/Ls

Damkar Lampung Selatan Gelar Pelatihan Dan Simulasi Kebakaran Bersama Tni Kodim 0421/Ls

10/10/2025
Polsek Pringsewu Bongkar Jaringan Penipuan Online Jual Beli Mobil, Residivis Ditangkap Polisi

Polsek Pringsewu Bongkar Jaringan Penipuan Online Jual Beli Mobil, Residivis Ditangkap Polisi

10/10/2025
Lapas Kalianda Gelar Jumat Bersih, Wujudkan Lingkungan Kerja Bersih dan Nyaman

Lapas Kalianda Gelar Jumat Bersih, Wujudkan Lingkungan Kerja Bersih dan Nyaman

10/10/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved