SAIBETIK– Lampung Fest 2025 resmi diumumkan akan digelar pada 11–25 November 2025 di PKOR Way Halim, Bandar Lampung. Festival ini dipastikan berbeda dari event sebelumnya karena menghadirkan konsep baru yang mengandalkan kolaborasi komunitas, pelaku usaha, dan masyarakat luas tanpa sedikit pun menggunakan dana APBD.
Festival akbar ini tidak hanya menjadi ruang pertunjukan seni dan budaya, melainkan juga tonggak penting lahirnya program Lampung Boemi Event yang digagas Pemerintah Provinsi Lampung bersama Forum Lampung Kreatif (FOLK). Tak heran, Lampung Fest 2025 disebut sebagai momentum lahirnya wajah baru pariwisata Lampung yang lebih mandiri, kreatif, dan berbasis masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, menegaskan Lampung Fest 2025 merupakan strategi cerdas menjawab tantangan pariwisata. “Salah satu cara terbaik untuk mengundang pergerakan wisatawan adalah dengan mengadakan event besar. Melalui Lampung Fest, kami berharap spending money wisatawan meningkat sehingga manfaat langsung bisa dirasakan masyarakat, khususnya UMKM,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).
Menurut Bobby, festival ini akan menghadirkan sinergi besar: mulai dari pelaku industri pariwisata, komunitas kreatif, asosiasi, UMKM, BUMN, akademisi, hingga media. Semua dipersatukan dalam satu visi, yakni mendukung misi Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal untuk menjadikan Lampung sebagai destinasi unggulan di Indonesia.
Festival Rakyat dengan Target Besar
Digelar selama 15 hari penuh, Lampung Fest 2025 menargetkan hingga 200 ribu pengunjung. Pemerintah optimis sektor kuliner dan musik akan menjadi daya tarik utama, mengingat keduanya paling dekat dengan kehidupan masyarakat. Tak hanya pameran produk lokal, festival ini juga akan diramaikan konser musik, pertunjukan seni, hingga pameran inovasi kreatif anak muda Lampung.
Yang menarik, festival ini sepenuhnya dibiayai melalui sponsor swasta, skema bagi hasil dengan UMKM, dan tiket konser musik. “Inilah model ideal pariwisata. Bergerak tanpa harus selalu bergantung pada APBD, melainkan dengan semangat kolaborasi,” kata Bobby.
Peran Komunitas Jadi Kunci
Ketua Forum Lampung Kreatif (FOLK), Riqwan Sahari, menegaskan Lampung Fest adalah bukti bahwa masyarakat mampu mengambil alih peran besar dalam pembangunan pariwisata. “Kami tidak menunggu anggaran pemerintah. Banyak daerah lain berhasil membuat festival besar tanpa APBD, dan Lampung juga bisa. Inilah saatnya membuktikan,” ujarnya.
FOLK sendiri merupakan gabungan anak-anak muda kreatif Lampung dari berbagai latar belakang, mulai dari penggiat media sosial, pekerja kreatif, pelaku event, hingga komunitas UMKM. Mereka berperan penuh mulai dari kurasi acara, promosi, mencari sponsor, hingga mengelola stand festival.
Menurut Riqwan, indikator sukses festival ini bukan hanya jumlah pengunjung, melainkan juga keterlibatan komunitas serta tingginya transaksi ekonomi. “Kami ingin manfaat dirasakan langsung masyarakat, terutama UMKM kuliner yang selalu jadi magnet di setiap event,” tambahnya.
Menariknya, Lampung Fest 2025 tidak akan menarik tiket masuk untuk pengunjung. Tiket hanya diberlakukan khusus untuk konser musik. “Kami ingin festival ini benar-benar menjadi pesta rakyat yang inklusif,” tegas Riqwan.
Pesta Rakyat Menuju Model Baru Pariwisata
Bagi FOLK, Lampung Fest 2025 bukan sekadar pesta budaya, melainkan pembuktian bahwa masyarakat bisa menjadi motor utama event skala besar. “Jika Lampung Fest sukses, kami siap terus terlibat dalam event-event besar lainnya di Lampung,” ujar Ale, salah satu inisiator FOLK.
Penyelenggaraan Lampung Fest 2025 dipandang sebagai momentum strategis untuk menata pariwisata Lampung berbasis kolaborasi, kreativitas, dan kemandirian. Festival ini diharapkan bukan hanya menjadi pesta hiburan, melainkan juga model baru pengembangan pariwisata daerah yang lebih berkelanjutan.***