• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Minggu, Oktober 26, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home Lampung Bandar lampung

Puisi sebagai Senjata Politik: Muhammad Alfariezie Kritik Kebijakan Pemerintah Lewat Satir Kontemporer

Melda by Melda
08/09/2025
in Bandar lampung, PENDIDIKAN
Kritik Sosial dalam Balutan Puisi: “Debu Liar di Mata Wali Kota” Karya Muhammad Alfariezie

SAIBETIK- Penyair muda Lampung, Muhammad Alfariezie, kembali mencuri perhatian publik dengan karyanya yang penuh kritik sosial dan politik. Setelah sukses menerbitkan novel berjudul Rumah Darah, kini ia menyalurkan kegelisahannya terhadap kebijakan pemerintah melalui puisi kontemporer yang menohok, provokatif, dan sarat makna. Karya terbarunya tidak hanya sebagai ekspresi artistik, tetapi juga sebagai seruan moral dan panggilan kesadaran bagi masyarakat agar lebih kritis terhadap kepemimpinan lokal.

Saat Wali Kota Lupa Membaca Undang-Undang

Puisi ini diawali dengan pertanyaan retoris yang menantang akal sehat pembaca:

BeritaTerkait

Bupati Pesawaran Kukuhkan 5 Organisasi Perempuan Sekaligus, Dorong Gerakan Sosial, Literasi, dan Pemberdayaan UMKM

Aksi Gagal! Pemuda di Limau Ditangkap Warga dan Polisi Saat Curi Rumah Lansia

“Seburuk apa wali kota kita berpikir sehingga remaja miskin terjerumus sekolah hantu?”

Pertanyaan ini bukan sekadar mencari jawaban, melainkan sebuah sindiran tajam yang menggugah rasa ingin tahu sekaligus kemarahan pembaca. Alfariezie menggunakan pertanyaan retoris untuk menekankan absurditas kebijakan pemerintah, khususnya terkait pendidikan, yang dinilainya tidak berpihak pada kelompok rentan.

Puisi ini juga sarat dengan metafora ekstrem dan simile yang menohok. Pemimpin digambarkan melalui perbandingan yang tak biasa: zombie, anak kecil penggila game online, hingga bayi yang secara implisit mencerminkan ketidakmampuan berpikir kritis dan tanggung jawab yang lemah. Misalnya:

“Tidak lebih buruk dari zombie…”
“Kacau dari anak kecil penggila game online…”
“Kalah dengan bayi karena nalarnya menerobos aturan sendiri”

Metafora ini tidak hanya menghadirkan efek komikal, tetapi juga menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan yang menyesatkan dan berpotensi merugikan generasi muda.

Selain itu, puisi ini mengandalkan hiperbola untuk menekankan dampak buruk kebijakan yang dimaksud. Ungkapan seperti “…berteriak hingga kita tercengang” memperkuat urgensi pesan yang disampaikan dan membuat pembaca merasakan intensitas peringatan yang dimaksud oleh penyair.

Penggunaan ironi dan satir juga menjadi senjata utama Alfariezie. Humor getir dan sindiran halus menjadikan puisi ini lebih mudah diterima sekaligus menggugah emosi pembaca. Misalnya, menyamakan pejabat dengan bayi atau zombie menimbulkan efek kontras yang tajam antara ekspektasi publik dan kenyataan yang terjadi.

Diksi konfrontatif pun sengaja dipilih untuk memperkuat kesan kritik: kata-kata seperti “hantu”, “zombie”, dan “terjerumus” bukan hanya menimbulkan rasa ngeri, tetapi juga mengundang kemarahan dan perhatian pembaca terhadap permasalahan serius. Nada agitasi yang digunakan, berupa kalimat singkat, tegas, dan sindiran pedas, menjadikan puisi ini seakan memaksa publik untuk tidak tinggal diam menghadapi kebijakan yang dianggap salah arah.

Formula yang diterapkan Muhammad Alfariezie dalam puisi kontemporer ini menunjukkan bahwa sastra bisa menjadi medium efektif untuk menyuarakan ketidakadilan, mendorong kritik sosial, dan membangkitkan kesadaran politik masyarakat. Puisi bukan lagi sekadar karya estetik, tetapi juga senjata moral yang mengajak pembaca untuk menilai, mempertanyakan, dan menuntut akuntabilitas dari para pemimpin.***

Source: MELDA
Tags: kritik politikLampungMuhammad Alfariezienovel Rumah Darahpuisi kontemporersastra dan politiksatirsekolah hantu
ShareTweetSendShare
Previous Post

Wagub Lampung Dorong Kajian Beasiswa Perguruan Tinggi untuk Lulusan Sekolah Rakyat

Next Post

Absurd dan Ironi dalam Prosa Satir Muhammad Alfariezie: Antara Aki, Komputer, dan Demokrasi

Next Post
Absurd dan Ironi dalam Prosa Satir Muhammad Alfariezie: Antara Aki, Komputer, dan Demokrasi

Absurd dan Ironi dalam Prosa Satir Muhammad Alfariezie: Antara Aki, Komputer, dan Demokrasi

Penemuan Mayat Misterius di Pantai Tanjung Selaki, Polisi Imbau Warga Bantu Identifikasi

Penemuan Mayat Misterius di Pantai Tanjung Selaki, Polisi Imbau Warga Bantu Identifikasi

Polsek Pugung Bersama Warga Gagalkan Aksi Curanmor di Tanggamus

Polsek Pugung Bersama Warga Gagalkan Aksi Curanmor di Tanggamus

Pegawai PPPK di Lingkungan Pemkab Pringsewu Ikuti Orientasi untuk Tingkatkan Kompetensi dan Profesionalisme ASN

Pegawai PPPK di Lingkungan Pemkab Pringsewu Ikuti Orientasi untuk Tingkatkan Kompetensi dan Profesionalisme ASN

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Pemkab Tanggamus Gelar Istiqomah dan Harlah MT Al-Mahmudah ke-1

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Pemkab Tanggamus Gelar Istiqomah dan Harlah MT Al-Mahmudah ke-1

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Dinas PMD Tanggamus Dituding Sembunyikan Data 57 Desa Penerima Insentif Dana Desa, Praktisi Hukum: Transparansi Wajib Dipenuhi

Dinas PMD Tanggamus Dituding Sembunyikan Data 57 Desa Penerima Insentif Dana Desa, Praktisi Hukum: Transparansi Wajib Dipenuhi

26/10/2025
Radio DBFM 93.0 Lampung Selatan Angkat Isu Bullying dalam Ruang Dialog: Kejari Tegaskan Hukuman Berat Mengintai Pelaku Perundungan

Radio DBFM 93.0 Lampung Selatan Angkat Isu Bullying dalam Ruang Dialog: Kejari Tegaskan Hukuman Berat Mengintai Pelaku Perundungan

26/10/2025
Bupati Pesawaran Kukuhkan 5 Organisasi Perempuan Sekaligus, Dorong Gerakan Sosial, Literasi, dan Pemberdayaan UMKM

Bupati Pesawaran Kukuhkan 5 Organisasi Perempuan Sekaligus, Dorong Gerakan Sosial, Literasi, dan Pemberdayaan UMKM

26/10/2025
Bupati Pringsewu Lantik 19 Pejabat Baru, Tekankan Pentingnya Integritas dan Kolaborasi Hadapi Tantangan Zaman

Bupati Pringsewu Lantik 19 Pejabat Baru, Tekankan Pentingnya Integritas dan Kolaborasi Hadapi Tantangan Zaman

26/10/2025
Polisi Tangkap Pelaku Pemerkosaan Anak di Kalianda, Satu Rekan Masih Buron Dikejar Hingga ke Pelosok Lampung

Polisi Tangkap Pelaku Pemerkosaan Anak di Kalianda, Satu Rekan Masih Buron Dikejar Hingga ke Pelosok Lampung

26/10/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved