SAIBETIK – Amir, seorang petani warga Pekon Tiga Jaya, Kecamatan Sekincau, Lampung Barat, mengalami insiden mengerikan ketika diserang seekor harimau saat mengendarai sepeda motornya di jalan desa. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (5/9/2025) sekitar pukul 18.00 WIB, saat korban dalam perjalanan pulang usai bekerja di sawah.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, membenarkan insiden ini. “Benar, seorang warga diterkam harimau. Alhamdulillah korban masih selamat dan saat ini mendapatkan perawatan medis,” ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (6/9/2025).
Menurut keterangan Yuni, korban sedang mengendarai sepeda motor bersama anaknya ketika tiba-tiba seekor harimau muncul dari semak-semak di pinggir jalan dan langsung menyerang. Serangan satwa liar ini menyebabkan Amir mengalami luka serius di bagian leher, kepala, dan punggung akibat gigitan dan cakaran. “Kondisinya kini stabil setelah mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan terdekat,” tambahnya.
Pihak kepolisian, bekerja sama dengan aparat desa dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung, langsung melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti keberadaan harimau di sekitar permukiman. Tim gabungan melakukan patroli di kawasan hutan dan daerah sekitarnya untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi, serta memastikan keamanan warga.
Yuni mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan menghindari aktivitas di hutan atau lahan perkebunan menjelang sore dan malam hari, mengingat daerah tersebut merupakan habitat alami harimau. “Kami menghimbau masyarakat untuk tidak berkebun atau melakukan kegiatan sendirian di kawasan ini. Jika terpaksa, sebaiknya dilakukan bersama-sama dan dengan pengawasan,” jelasnya.
Warga sekitar Pekon Tiga Jaya juga mengaku khawatir dengan keberadaan harimau yang semakin dekat ke pemukiman. Beberapa warga mulai menunda aktivitas di sawah dan menempatkan alat pengusir satwa liar di sekitar kebun mereka untuk mengurangi risiko serangan.
BKSDA Lampung menegaskan bahwa penanganan satwa liar harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak membahayakan manusia maupun hewan. Rencana evakuasi harimau ke habitat aman sedang dipertimbangkan, termasuk penggunaan kamera pemantau dan tim penyelamat satwa profesional.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dan kawasan konservasi. Aparat berjanji akan meningkatkan patroli, sosialisasi keselamatan, serta langkah-langkah mitigasi agar konflik manusia dengan satwa liar dapat diminimalkan di masa mendatang.***