SAIBETIK- Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama menerima audiensi manajemen Bakauheni Harbour City (BHC) yang diinisiasi oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Pertemuan berlangsung di Rumah Dinas Bupati Lampung Selatan dan dihadiri Sekda Lampung Selatan Supriyanto beserta jajaran pejabat daerah, serta manajemen ASDP-BHC.
Audiensi ini bertujuan untuk membahas pengembangan BHC sebagai destinasi wisata tepi laut atau waterfront tourism destination yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Aditya Primarianto, Manajer Bisnis dan Investasi ASDP-BHC, memaparkan bahwa proyek ini berdiri di atas lahan seluas 160 hektare yang terintegrasi langsung dengan Jalan Tol Trans Sumatera dan Pelabuhan Bakauheni.
“Visi kami adalah menjadikan ASDP sebagai perusahaan terdepan dalam menghubungkan masyarakat dan pasar melalui jasa penyeberangan, pelabuhan terintegrasi, serta destinasi wisata waterfront,” ujar Aditya Primarianto.
Sejumlah fasilitas utama di kawasan BHC sudah selesai dibangun, termasuk Krakatau Park, Masjid BSI, Selasar Siger, Siger Market, Creative Hub, Art Gallery, Lobby Siger, Amphitheater Siger, serta infrastruktur dasar lainnya. Pembangunan selanjutnya akan mencakup hotel, area komersial, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya yang diharapkan mampu menarik jutaan pengunjung setiap tahun.
Dengan kapasitas pergerakan hingga 20 juta penumpang per tahun atau sekitar 55 ribu per hari, kawasan BHC dinilai strategis karena berada di jalur utama koridor ekonomi Sumatera–Jawa. Jalur ini menyumbang lebih dari 80 persen perekonomian nasional, sehingga keberadaan BHC diharapkan memberi dampak ekonomi yang signifikan bagi Lampung Selatan dan sekitarnya.
Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, menyambut positif rencana pengembangan BHC dan menekankan bahwa sektor pariwisata menjadi kekuatan utama daerah. Menurutnya, Lampung Selatan tidak memiliki sumber daya tambang yang signifikan seperti daerah lain, sehingga pariwisata menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan ekonomi lokal.
“Kekuatan Lampung Selatan adalah pariwisata. Kami tidak bergantung pada pertambangan yang dampaknya terhadap lingkungan besar, sementara manfaat ekonomi tidak sepadan. Ekonomi daerah harus dibangkitkan melalui sektor pariwisata, dan BHC memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak,” jelas Egi.
Bupati berharap pengembangan BHC dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan daya tarik wisata Lampung Selatan sebagai pintu gerbang Sumatera, dan menjadi model integrasi antara transportasi, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat agar proyek ini berjalan optimal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal.
Audiensi ini menunjukkan komitmen Pemerintah Lampung Selatan untuk mendukung proyek strategis nasional sambil mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata. Dengan dukungan pemerintah dan investasi yang terencana, BHC diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata unggulan tetapi juga pusat ekonomi baru yang memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Lampung Selatan.***