SAIBETIK— Dukungan untuk Bhayangkara Presisi Lampung FC semakin menggema seiring kembalinya Paul Munster ke kursi pelatih. Pelatih asal Irlandia Utara itu memasuki jilid keduanya bersama klub yang kini bermarkas di Stadion Sumpah Pemuda, Way Halim, Bandar Lampung.
Bhayangkara bukan sekadar tim yang punya dukungan finansial kuat di bawah naungan Polri, tapi juga klub dengan pengalaman panjang di kasta tertinggi Liga Indonesia. Kembalinya Munster menjadi harapan besar bagi kebangkitan tim.
Pada jilid pertama kepemimpinannya di tahun 2019, Paul Munster langsung mengubah wajah Bhayangkara. Saat itu ia datang pada 1 September dan membawa tim yang semula berada di posisi 13 klasemen, melesat hingga finis di peringkat empat. Catatannya impresif: 10 kemenangan, 8 imbang, dan hanya 2 kali kalah dalam separuh musim.
Munster dianggap sebagai pelatih muda bertalenta yang membawa angin segar bagi sepak bola nasional. Bahkan namanya sempat disebut oleh Rahmad Darmawan dalam sebuah podcast sebagai contoh pelatih yang memiliki pendekatan taktik berkelas.
Kini di Bhayangkara Presisi Lampung FC, Munster kembali mengandalkan filosofi permainan menyerang dan fleksibel. Ia menekankan pentingnya pemain yang bisa bermain di berbagai posisi, mirip dengan pendekatan Mikel Arteta di Arsenal dan Xabi Alonso di Bayer Leverkusen.
“Dari set-up teknis, ini sangat penting bagi saya. Saya selalu punya pendekatan seperti ini di klub-klub sebelumnya, dan tidak ada yang berubah,” ujar Munster.
Untuk memperkuat tim, manajemen mendatangkan pemain-pemain berpengalaman seperti Slavko Damjanović, Ardi Idrus, Ryan Kurnia, Firza Andika, serta gelandang asing Andreas Nieto. Struktur tim juga diperkokoh dengan staf teknis baru, termasuk asisten pelatih, pelatih kiper, dan pelatih fisik.
Formasi yang akan digunakan Munster pun sangat adaptif. Ia menyiapkan beberapa skema seperti 4‑3‑3, 4‑4‑2, dan 4‑2‑3‑1, yang akan disesuaikan dengan karakter lawan.
Dengan semangat baru ini, warga Bandar Lampung diimbau memberikan dukungan penuh kepada Bhayangkara Presisi Lampung FC. Klub ini bukan hanya membawa nama daerah, tapi juga semangat pembaruan dalam dunia sepak bola nasional.***