SAIBETIK– Tradisi dan budaya kembali hidup di tengah masyarakat Pekon Podomoro, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah, warga setempat menggelar Bersih Desa yang diwarnai dengan pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk di Balai Pekon Panti Wecono Podomoro, Sabtu malam (5/7/2025).
Acara yang sarat makna tersebut menampilkan dalang Ki Muryanto Cermo Saputro dari Sridadi, Kalirejo, Lampung Tengah dengan lakon ‘Mbangun Candi Sapto Argo’, mengundang antusiasme warga dari berbagai penjuru desa.
Hadir secara langsung Bupati Pringsewu, Riyanto Pamungkas, yang dalam sambutannya mengajak masyarakat menjadikan momen ini sebagai pengikat harmoni sosial dan bentuk syukur kepada Tuhan dan alam semesta.
“Selamatan Desa ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga momentum untuk menyatukan semangat gotong royong, tanpa memandang strata sosial. Semua manusia sejajar dalam keberagaman,” ujar Bupati Riyanto.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyampaikan kabar gembira terkait pembangunan infrastruktur. Jalan penghubung dari Pekon Sidoharjo hingga perempatan Pekon Podomoro, serta dari Simpang Lima menuju Podorejo, masuk dalam prioritas pembangunan tahun ini. Peningkatan akses ini bertujuan mengurai kemacetan, terutama saat momen Lebaran dan mobilitas antarwilayah.
“Pekon Podomoro akan menjadi jalur alternatif penting ke arah utara maupun Kotaagung. Ini bagian dari upaya membangun Pringsewu yang Mandiri, Aman, Kondusif, Maju, Unggul dan Religius (Makmur),” tegasnya.
Kepala Pekon Podomoro, Supriyo, turut menyampaikan kilas balik sejarah berdirinya desa yang telah berdiri sejak 1927 sebagai pemukiman kolonisasi dari Jawa Tengah. Desa ini bermula dari sembilan kepala keluarga dipimpin Kromo Dimejo, yang kemudian berkembang hingga menjadi Pekon Podomoro yang kita kenal saat ini.
“Dari Widoro Payung, Podomukti, hingga Podorejo, sejarah desa ini dibangun dengan semangat kebersamaan dan semangat gotong royong. Nama Podomoro sendiri berarti ‘berdatangan bersama-sama’,” ujar Supriyo.
Kini, Pekon Podomoro terdiri dari tiga dusun: Podomoro I, II, dan III, setelah beberapa wilayah mengalami pemekaran hingga terbentuknya Pekon Rejosari dan Pekon Podosari.
Pada malam puncak acara, Bupati Pringsewu secara simbolis menyerahkan set wayang kepada Ki Muryanto sebagai tanda dimulainya pertunjukan budaya, sekaligus menyerahkan taliasih kepada para mantan Kepala Pekon Podomoro sebagai bentuk penghargaan atas jasa mereka.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh, di antaranya anggota DPRD Pringsewu Leswanda, Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon Iskandar Muda, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Supriyanto, serta unsur Forkopimcam, tokoh agama, dan masyarakat. Pagelaran ini juga disiarkan langsung oleh LPPL Rapemda Pringsewu, menjangkau lebih luas publik yang ingin ikut merasakan semangat budaya dan persatuan dari Pekon Podomoro.***