SAIBETIK— Gak cuma festival biasa, Gau Maraja Leang-Leang 2025 di Maros sukses bikin ribuan orang terkagum! Dibuka dengan iringan gendang dan kecapi Bugis yang bikin merinding nostalgia, festival ini digelar di lokasi super spesial: Leang-Leang, situs manusia purba tertua di Asia Tenggara. Gokil gak tuh?
Lokasi Bukan Kaleng-Kaleng: Gua Leang-Leang
Leang-Leang itu bukan cuma tempat wisata, tapi tempat OG-nya sejarah. Ada lukisan tangan dan hewan di dinding gua yang udah eksis lebih dari 40.000 tahun lalu. Iya, leluhur kita udah ngelukis sebelum kita lahir… ribuan generasi yang lalu.
Opening-nya Keren Abis!
Dibuka sama tari Pa’gellu, parade adat, sampai musik gambus Leang yang bikin vibes makin hidup. Di bawah tebing karst yang megah, acara dibuka langsung sama Bupati Maros, Chaidir Syam bareng tamu dari UNESCO, Kemendikbud, dan tokoh adat.
“Leang-Leang itu bukan cuma milik Maros, tapi warisan dunia. Kita bawa budaya lokal ke panggung global,” kata Pak Bupati yang langsung dapet applause panjang.
Apa Aja yang Bisa Dinikmati?
Festival ini tuh full package banget. Dari yang suka kuliner sampai yang pengen ngulik sejarah, semua ada:
Bazar & Kuliner Lokal: Pallu Butung, Nasu Likku, Barongko—semua ready buat dicoba.
Workshop: Ada batik karst & lukisan batu buat adik-adik sekolah.
Pentas Seni Tradisional: Tari Pakarena, musik kecapi, sampai barongsai.
Dialog Budaya & Tur Edukasi: Ditemenin arkeolog, kamu bisa belajar sejarah Leang-Leang langsung dari sumbernya.
Community Vibes: Pelajar, mahasiswa, dan warga lokal ikut bantuin sebagai panitia dan relawan. Total support dari akar rumput!
Suara Anak Muda: Bangga Bawain Budaya Sendiri
“Dulu cuma baca tentang Leang-Leang di buku, sekarang bisa tampil langsung di sini bawa budaya sendiri—bangga banget!”
— Sitti Hajar (17), penari dari Desa Salenrang
Yup, festival ini gak cuma nostalgia budaya, tapi juga ajang pride dan eksistensi anak muda lokal. Real banget!
Next Goal: Leang-Leang Jadi Warisan Dunia UNESCO?
Yasss! Festival ini juga jadi langkah awal buat dorong Leang-Leang masuk daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Pemerintah lagi siapin dokumen bareng tim arkeolog dan ahli geologi. Targetnya: bikin Leang-Leang jadi world class heritage site, tapi tetap ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Gak cuma jadi event tahunan, Gau Maraja Leang-Leang 2025 berhasil jadi revival culture. Ini bukan cuma soal nari dan bazar, tapi bentuk cinta pada warisan leluhur yang dibungkus cara modern dan kekinian.
Budaya tuh bukan buat dipajang. Tapi buat dirayain. Dihidupin. Disuarakan. Dan itu yang mereka lakukan di Maros.***