SAIBETIK — Hari yang penuh makna menyatukan dua momentum besar—1 Muharram dan puncak peringatan Bulan Bung Karno. Di GSG Soekarno, Desa Tugu Sari, suasana terasa syahdu sekaligus semangat ketika Parosil Mabsus, Bupati Lampung Barat sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan, menyerukan pentingnya kembali pada nilai dasar bangsa: persatuan, kepedulian, dan keberpihakan kepada rakyat kecil.
“Jumat ini bukan sekadar hari baik. Ini hari di mana kita semua diajak merenung sekaligus bergerak. Bung Karno bukan hanya tokoh sejarah, beliau adalah energi perjuangan yang harus kita rawat dalam tindakan nyata,” kata Parosil di hadapan kader, tokoh nasional, dan masyarakat yang hadir, Jumat (27/6/2025).
Tampak hadir tokoh-tokoh nasional seperti I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Mukhlis Basri, hingga Wakil Bupati Mad Hasnurin. Semua berkumpul dalam semangat yang sama—menyalakan kembali api cita-cita para proklamator.
Dalam kegiatan yang diawali dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, dilanjutkan doa bersama untuk para pendiri bangsa dan pemimpin PDI Perjuangan, Parosil mengajak semua kader untuk tak melupakan tugas sosial mereka: mengabdi dan hadir di tengah rakyat.
“Bantuan yang kita berikan hari ini untuk anak yatim, lansia, ibu menyusui, dan sekolah, bukan karena kita kaya, tapi karena kita peduli. Nilai-nilai itu yang Bung Karno wariskan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Parosil juga menyinggung nilai historis Kecamatan Sumber Jaya, yang disebutnya sebagai saksi sejarah kehadiran langsung Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. Bung Karno bahkan menjuluki kawasan itu sebagai “Bandung-nya Lampung Barat” karena udara dan suasananya yang sejuk.
“Tugu Soekarno yang berdiri di sana bukan sekadar monumen. Ia adalah pengingat bahwa di tanah ini pernah diinjak oleh kaki besar pemimpin besar bangsa,” kata Parosil.
Dalam kesempatan itu, Parosil juga menegaskan komitmen partainya dalam mendukung pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto, termasuk mengawal program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kita punya tugas penting menjaga masa depan generasi muda. Program MBG adalah langkah nyata memastikan anak-anak bangsa tumbuh sehat, cerdas, dan siap memimpin,” tegasnya.
Sebagai penutup, Parosil menyampaikan bahwa Bulan Bung Karno bukan hanya soal seremoni, tapi waktu yang tepat untuk merefleksikan kembali warisan perjuangan bangsa dan menyalakannya dalam bentuk tindakan kolektif.
“Semangat Bung Karno harus hidup dalam setiap langkah kita. Di rumah, di kantor, di ladang, di sekolah. Karena perjuangan hari ini adalah warisan untuk Indonesia esok,” pungkasnya.***