SAIBETIK – Suasana haru dan penuh sukacita menyelimuti Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon saat puluhan Warga Binaan Kristen berkumpul di Gereja Ebenhaezer dalam rangka memperingati Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Di balik keterbatasan ruang dan waktu, mereka tetap mengungkapkan syukur dan pengharapan lewat pujian dan penyembahan.
Ibadah yang dipimpin oleh Pendeta Cey Selanno dari Jemaat GPM Waiheru ini menjadi momen yang penuh makna. Dalam khotbahnya, Pdt. Cey mengajak para jemaat untuk memperbarui komitmen hidup dan menjadikan peristiwa Kenaikan Yesus sebagai sumber kekuatan iman.
“Meski dalam keterbatasan, kita tetap dipanggil untuk hidup dalam terang firman-Nya dan terus berharap akan janji keselamatan,” ujar Pdt. Cey di hadapan para Warga Binaan yang tampak khidmat mengikuti setiap rangkaian ibadah.
Kepala Rutan Kelas IIA Ambon, Ferdika Canra, menyambut positif kegiatan ini sebagai bagian dari program pembinaan kerohanian. Menurutnya, kegiatan keagamaan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan memperkuat nilai spiritual para Warga Binaan.
“Kami terus mendorong kegiatan positif seperti ini. Ibadah keagamaan bukan hanya memberi ketenangan batin, tapi juga menumbuhkan harapan dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” tutur Ferdika.
Tak sekadar hadir sebagai peserta, beberapa Warga Binaan juga turut terlibat aktif dalam pembacaan Alkitab dan pujian rohani. Salah satunya adalah Steven, yang menyatakan rasa syukurnya bisa kembali merayakan hari besar keagamaan meski dalam kondisi terbatas.
“Saya merasa dikuatkan. Momen ini memberi semangat baru untuk terus berubah dan memperbaiki diri,” katanya.
Ibadah Kenaikan ini menjadi bukti bahwa di balik jeruji besi, iman tetap tumbuh dan harapan tetap menyala. Melalui momen ini, para Warga Binaan diharapkan dapat mengalami pembaruan hidup dan memperkuat langkah menuju pemulihan pribadi dan spiritual.***