SAIBETIK— Pemerintah Kabupaten Pesawaran terus memperkuat langkah percepatan penurunan stunting melalui sinergi lintas sektor. Komitmen tersebut ditegaskan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar di Balai Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, Kamis (15/5), yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari tingkat kabupaten hingga desa.
Rakor ini menjadi forum strategis untuk menyelaraskan program, memperkuat integrasi antarinstansi, serta memastikan intervensi penanganan stunting sampai ke akar rumput.
Kepala Dinas P3AP2KB Pesawaran, Maysuri, SE, MM., dalam sambutannya menegaskan bahwa stunting bukan hanya persoalan gizi dan kesehatan, tetapi juga berkaitan erat dengan pembangunan manusia dan masa depan daerah.
“Percepatan penurunan stunting butuh kerja sama semua sektor, dari edukasi gizi, perilaku hidup bersih, sampai pemantauan tumbuh kembang anak. Ini bukan kerja satu dinas saja,” ungkapnya.
Nurleli, Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Pesawaran, turut menyoroti lambannya penurunan angka stunting nasional. Ia menegaskan pentingnya keterpaduan lintas sektor agar target nasional di bawah 14 persen pada 2025 bisa tercapai.
Sementara itu, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan, Trio Pranoto, memaparkan intervensi spesifik yang tengah dijalankan, seperti distribusi tablet tambah darah untuk remaja putri, pemberian vitamin A, dan makanan tambahan lokal. Semua program tersebut menyasar langsung pada kelompok rentan dan didanai melalui BOK di 15 Puskesmas se-Pesawaran.
Di sisi lain, Dinas PMD melalui Eko Maristiyawan menekankan peran strategis Dana Desa 2025 dalam mendukung infrastruktur air bersih, sanitasi, dan layanan dasar kesehatan.
Langkah inovatif juga ditunjukkan melalui peluncuran Program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) oleh Dinas P3AP2KB. Program ini mempertemukan donatur dengan keluarga berisiko stunting untuk mendukung kebutuhan gizi, edukasi, dan kebersihan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Sebagai upaya penguatan data dan akuntabilitas, Pemkab Pesawaran juga mengadopsi teknologi seperti SIGA dan sistem konvergensi Kementerian Dalam Negeri untuk memantau intervensi secara real-time.
Dengan semangat gotong royong, inovasi program, dan pengelolaan anggaran yang terarah, Pesawaran optimis menjadi daerah pelopor dalam menurunkan angka stunting dan mencetak Generasi Emas Indonesia 2045.***