SAIBETIK– Mengantisipasi meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama musim penghujan, Puskesmas Kalirejo melaksanakan serangkaian upaya mitigasi di Desa Karang Rejo, Kecamatan Negeri Katon, pada Senin (13/1/2025).
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi penyuluhan kesehatan, fogging, abatesasi, serta Penyelidikan Epidemiologi (PE) guna mendeteksi dan memberantas sarang nyamuk. Kegiatan ini dipusatkan di tiga dusun, sementara penyuluhan berlangsung di Balai Desa dengan melibatkan aparatur desa, kader PKK, kader Posyandu, serta masyarakat umum.
Gerak Cepat Puskesmas Tangani DBD
Kepala Puskesmas Kalirejo, Bety Nilasari, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons cepat setelah adanya laporan kasus positif DBD di wilayah tersebut.
“Musim penghujan meningkatkan risiko penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus menjadi perhatian utama masyarakat,” ujar Bety.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar mengenali gejala awal DBD, seperti demam tinggi selama 2-7 hari, munculnya bintik merah di kulit, nyeri sendi, pendarahan ringan, dan penurunan trombosit.
“Jika anggota keluarga mengalami gejala ini, segera beri pertolongan pertama dengan parasetamol. Jika kondisi tidak membaik dalam 24 jam, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat,” tambahnya.
Peran Pemerintah Desa dan Kabupaten dalam Penanganan DBD
Kepala Desa Karang Rejo, Sutri Edi, menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Puskesmas Kalirejo dalam menangani kasus DBD di lingkungannya.
“Saat ini, terdapat dua warga yang terkonfirmasi positif DBD. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, penyebaran kasus dapat dicegah agar tidak semakin meluas,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan 3M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang), serta melakukan gotong royong membersihkan genangan air dan tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, dr. Media Apriliana, menegaskan bahwa pemerintah daerah terus berupaya memutus rantai penyebaran DBD dengan berbagai strategi pencegahan, seperti pemantauan jentik, penyelidikan epidemiologi, serta fogging di lokasi-lokasi yang terdeteksi kasus DBD.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jentik secara berkala dan memastikan kebersihan lingkungan. Jika ada warga yang mengalami gejala DBD, segera laporkan ke fasilitas kesehatan agar bisa segera ditangani,” jelasnya.
Hingga pertengahan Januari 2025, jumlah kasus DBD di Kabupaten Pesawaran mengalami peningkatan akibat curah hujan yang tinggi, namun jumlahnya masih relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan berbagai langkah pencegahan yang telah dilakukan, pemerintah daerah berharap kasus DBD dapat dikendalikan secara efektif, sehingga kesehatan masyarakat tetap terjaga.***