SAIBETIK– Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait pembatalan pameran lukisan karya seniman Yos Suprapto yang sempat menuai polemik. Menurut Jokowi, lukisan adalah bentuk kreativitas yang seharusnya dihargai, termasuk dalam menyalurkan aspirasi politik.
“Saya baru mendengar soal itu dari ajudan saya, Syarif, siang tadi. Menurut saya, itu adalah kreativitas seniman yang harus dihargai. Sebuah aspirasi politik yang dituangkan dalam lukisan. Jika dipamerkan, karena kita negara demokrasi, saya kira tidak ada masalah,” ujar Jokowi saat memberikan komentarnya.
Meski demikian, Jokowi mengaku belum mengetahui secara rinci lukisan mana yang dilarang untuk dipamerkan, namun ia menegaskan bahwa dia tidak mempermasalahkan jika pameran tersebut tetap diselenggarakan.
“Saya tidak tahu persis lukisan mana yang tidak bisa dipamerkan. Tapi saya pikir itu adalah bentuk kreativitas yang layak dihargai. Kalau ada kritik, itu juga bagian dari aspirasi yang harus dihargai. Kalau dipamerkan, saya kira tidak masalah, tapi wewenangnya ada pada galeri atau kementerian terkait,” tambahnya.
Pembatalan Pameran di Galeri Nasional
Sebelumnya, Galeri Nasional Indonesia mengumumkan pembatalan pameran tunggal Yos Suprapto yang dijadwalkan pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025. Pihak galeri mengungkapkan bahwa pembatalan tersebut disebabkan oleh “kendala teknis yang tidak dapat dihindari.”
“Keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan yang matang demi menjaga kualitas pengalaman pameran yang ingin kami hadirkan,” tulis pihak Galeri Nasional dalam pengumuman resmi yang diunggah di Instagram mereka.
Pihak Galeri Nasional juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang telah menantikan pameran tersebut, mengakui kekecewaan yang ditimbulkan oleh keputusan ini.***