SAIBETIK– Kejanggalan mencuat dalam data rekapitulasi suara Pemilihan Gubernur (Pilkada) Papua 2024, khususnya terkait dengan kenaikan drastis perolehan suara pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Matius Fakhiri-Aryoko Rumaropen (Mari-Yo). Dugaan penggelembungan suara muncul setelah hasil perolehan suara yang tercatat di Model C dan Model D Hasil menunjukkan angka yang sangat tidak konsisten, terutama di Distrik Yapsi, Kabupaten Jayapura.
Kenaikan signifikan terjadi di sejumlah TPS yang sebelumnya menunjukkan perolehan suara yang sangat tipis, namun dalam data Model D Hasil, angka suara pasangan Mari-Yo melonjak tajam.
Berikut adalah beberapa contoh perbandingan antara C1 Plano dan Model D Hasil untuk sejumlah desa:
– Tabbeyan:
– C1 Plano: Benhur Tomi Mano-Yermias Bisai (BTM-YB) 233 suara, Mari-Yo 46 suara.
– Model D Hasil: BTM-YB 233 suara, Mari-Yo 91 suara.
– Selisih: +45 suara untuk Mari-Yo.
– Kwarja:
– C1 Plano: BTM-YB 94 suara, Mari-Yo 16 suara.
– Model D Hasil: BTM-YB 94 suara, Mari-Yo 34 suara.
– Selisih: +18 suara untuk Mari-Yo.
– Ongan Jaya:
– C1 Plano: BTM-YB 141 suara, Mari-Yo 560 suara.
– Model D Hasil: BTM-YB 210 suara, Mari-Yo 1.120 suara.
– Selisih: +560 suara untuk Mari-Yo.
– Bumi Sajaha:
– C1 Plano: BTM-YB 163 suara, Mari-Yo 313 suara.
– Model D Hasil: BTM-YB 163 suara, Mari-Yo 739 suara.
– Selisih: +480 suara untuk Mari-Yo.
– Purnama Jati:
– C1 Plano: BTM-YB 64 suara, Mari-Yo 78 suara.
– Model D Hasil: BTM-YB 64 suara, Mari-Yo 210 suara.
– Selisih: +132 suara untuk Mari-Yo.
Kenaikan suara yang tidak wajar ini menimbulkan pertanyaan mengenai integritas hasil Pilkada di Papua. Dalam total keseluruhan, data menunjukkan perolehan suara pasangan Mari-Yo meningkat pesat dari 2.087 suara di C1 Plano menjadi 3.745 suara di Model D Hasil, sedangkan suara pasangan BTM-YB hanya mengalami penambahan kecil.
Angka-angka yang janggal ini memicu kecurigaan adanya penggelembungan suara yang tidak sesuai dengan perhitungan asli yang tercatat di C1 Plano. Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa pemilihan di Papua perlu diawasi lebih ketat untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam hasil Pilgub tersebut.***