SAIBETIK – Para pekerja Indonesia tengah hangat memperdebatkan program kepemilikan rumah. Banyak yang tidak setuju dengan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dan mengajukan solusi alternatif. Solusinya? Mereka mengusulkan agar iuran Jaminan Hari Tua (JHT) bisa dialokasikan untuk membantu mewujudkan impian memiliki rumah.
Usulan ini dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa iuran JHT saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, terutama bagi pekerja yang masih aktif. Di sisi lain, memiliki rumah sendiri dianggap sebagai kebutuhan primer yang lebih mendesak. Menariknya, usulan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, tak hanya pekerja dan pegawai, perusahaan pun turut setuju.
Namun, sebelum mengambil langkah lanjutan, ada beberapa hal krusial yang perlu dipertimbangkan:
Dampak pada Pensiun: JHT berperan vital sebagai jaring pengaman finansial saat memasuki masa pensiun. Mengalihkan sebagian iuran JHT ke kepemilikan rumah berpotensi mempengaruhi kesejahteraan pekerja di hari tua. Akankah ada skema alternatif untuk menjamin keamanan finansial mereka di masa depan?
Transparansi Dana JHT: Jika iuran JHT dialihkan, harus dipastikan adanya skema pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel. Pekerja perlu memiliki keyakinan bahwa dana tersebut benar-benar digunakan untuk program kepemilikan rumah yang terjangkau dan bermanfaat.
Alternatif Pembiayaan Tapera: Selain mengalihkan JHT, ada baiknya dipertimbangkan alternatif lain untuk mendanai Tapera. Skema pembiayaan campuran yang melibatkan pemerintah, swasta, dan pekerja dengan porsi yang lebih adil bisa menjadi solusi yang lebih solutif.
Melalui diskusi dan kajian yang komprehensif, pemerintah diharapkan dapat mengambil keputusan yang bijak. Keputusan tersebut harus mengakomodasi kepentingan semua pihak yang terlibat agar program kepemilikan rumah dan jaminan sosial di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Akankah kita bisa memiliki keduanya, rumah impian dan jaminan hari tua yang aman? Mari kita tunggu keputusan terbaik dari pemerintah.