SAIBETIK – Langkah mendadak Bobby Nasution memutuskan untuk meninggalkan Golkar dan beralih ke Gerindra sebagai bagian dari strategi ambisiusnya untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) telah menciptakan gejolak politik. Walikota Medan ini, yang sebelumnya menjadi salah satu kader terkemuka Golkar, kini dianggap sebagai politisi kutu loncat yang memperkeruh suasana.
Ketika Golkar tengah mempertimbangkan Bobby sebagai salah satu kader andalannya untuk bersaing dalam Pilgub Sumut, keputusan tiba-tiba Bobby untuk bergabung dengan Gerindra telah menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Perpindahan ini tak hanya menjadi kejutan bagi Golkar, namun juga mengundang pertanyaan tentang loyalitas politik.
Bobby, yang telah dibesarkan oleh jasa Golkar dan didukung secara besar-besaran dalam karir politiknya, kini dihadapkan pada risiko kehilangan dukungan dari partai lamanya. Bahkan, ada spekulasi yang mengemuka bahwa Golkar mungkin akan menarik dukungannya terhadap Bobby dalam Pilgub Sumut sebagai respons atas keputusannya untuk meninggalkan partai.
Langkah politik yang diambil oleh Bobby ini juga memperkuat kemungkinan bahwa Golkar akan mendukung petahana Eddy Rahmayadi sebagai gantinya. Sikap Bobby yang terkesan melompat dari satu partai ke partai lainnya telah menimbulkan tanda tanya besar terhadap integritasnya sebagai calon pemimpin.
Dalam pernyataan resmi, Bobby Nasution menyatakan telah secara resmi menjadi kader Gerindra, menegaskan bahwa ia telah memutuskan langkahnya dengan sungguh-sungguh. Dengan keputusan tersebut, Gerindra diyakini akan menjadi partai yang mendukungnya dalam perjalanan menuju Pilgub Sumut.
Meskipun banyak spekulasi dan kontroversi yang mengelilingi keputusan Bobby, ia terus mengejar ambisinya dengan mengambil langkah-langkah konkret. Dengan mengambil formulir sebagai bakal calon gubernur dari 9 partai politik, Bobby Nasution tetap menunjukkan tekadnya untuk meraih kemenangan dalam Pilgub Sumut, meskipun dihadapkan pada kritik dan perdebatan atas langkah-langkah politiknya yang kontroversial.***