• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Minggu, Agustus 3, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home HIBURAN

Makam Para Raja Kota Gede: Memandang Kebesaran Kerajaan Mataram

Dinda by Dinda
24/05/2024
in HIBURAN
Makam Para Raja Kota Gede: Memandang Kebesaran Kerajaan Mataram

SAIBETIK – Kota Gede bukan sekadar nama dalam sejarah, melainkan sebuah landasan kuat bagi keberadaan budaya Jawa yang terus menggeliat hingga kini. Di balik gemerlapnya kini, Kota Gede adalah tempat yang menyimpan memori kejayaan Kerajaan Mataram Jawa pada masa lalu.

Di antara rerumputan dan bangunan zaman modern, Kota Gede menyimpan harta bersejarah: makam para raja yang pernah mengarungi lautan sejarah Kerajaan Mataram. Mengawali sejarahnya sejak abad ke-16, tempat suci ini menjadi rumah abadi bagi sosok-sosok legendaris seperti Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, Ki Ageng Pemanahan, hingga Danang Sutawijaya, yang diberi gelar Raja Panembahan Senopati.

Di kompleks pemakaman Kota Gedhe, terhampar 627 makam, dan di antaranya, 81 dihormati sebagai tempat peristirahatan terakhir para raja yang memerintah dengan gagah berani.

BeritaTerkait

Dikenal sebagai Sentra Pengrajin Perak, Ini Keunikan Kota Gede Yogyakarta

Kisah berharga dimulai ketika Sultan Hadiwijaya memberikan hadiah sebuah wilayah, Alas Mentaok, kepada Ki Ageng Pemanahan, setelah sang ksatria berhasil mengalahkan musuh bebuyutan Kerajaan Pajang, Aryo Penangsang. Wilayah ini berkembang pesat menjadi pusat kekuasaan yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Mataram.

Danang Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan, yang kemudian dinobatkan sebagai Raja Panembahan Senopati, mewarisi kebijaksanaan dan keberanian ayahnya. Beliau menjadi tokoh sentral dalam mengukir kejayaan Kerajaan Mataram, jauh sebelum pecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Kisah kebersamaan yang dalam antara Raja Panembahan Senopati dan Sultan Hadiwijaya tercermin dalam penghormatan dan kekaguman yang tidak berbatas. Bahkan, ketika Sultan Hadiwijaya wafat, jasadnya dipindahkan ke Makam Kota Gedhe untuk bersama-sama beristirahat dengan Ki Ageng Pemanahan.

Uniknya, pencurian jasad Sultan Hadiwijaya dilakukan dengan cermat, menghindari kerusakan pada makam aslinya di Purwodadi.

Hingga hari ini, Makam Kota Gedhe dijaga dan dihormati oleh keluarga kerajaan, baik dari Keraton Yogyakarta maupun Kasunanan Surakarta, yang berkomitmen untuk melestarikan warisan nenek moyang mereka.

Di dalam kompleks makam yang pernah menjadi pusat pemerintahan besar Kerajaan Mataram, terdapat Masjid Kotagede, yang merupakan salah satu masjid tertua di Kota Yogyakarta. Bangunan joglo khas Jawa Mataram masih tegak berdiri, sementara reruntuhan benteng dan parit pertahanan memperkaya lanskap sejarah.

Air pemandian di sana, konon, berasal dari sumber yang keramat, baik yang mengalir di dekat makam para raja maupun yang bersumber dari pohon beringin di pintu gerbang. Di kolam pemandian, ikan lele yang dianggap keramat berenang dengan bebas, menyuguhkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung.

Pohon beringin, yang dipercaya ditanam oleh Sunan Kalijaga, memberi naungan kepada kompleks makam, saksi bisu dari sejarah panjang yang telah dilalui.

Pintu gerbang makam, yang dijaga oleh abdi dalem, mempersilakan para pengunjung yang datang dengan penuh rasa hormat. Dan di dalam kompleks, aturan adat yang kental masih dijunjung tinggi: pengunjung diwajibkan mematuhi tradisi berpakaian adat Jawa, dan dilarang keras memotret atau berfoto-foto di sekitar kawasan makam.

Dengan segala keunikan dan keindahannya, Makam Kota Gedhe tetap menjadi saksi bisu dari sejarah megah Kerajaan Mataram yang patut dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.***

Source: MEZA SWASTIKA
Tags: Jawa modernKota GedeMataram
ShareTweetSendShare
Previous Post

Keraton Jogja: Eksklusifitas Nuansa Arsitektur Jawa yang Agung dan Elegan

Next Post

Love Language dalam Drama Korea: Menelusuri Kasih Sayang Lewat Layar

Next Post
Love Language dalam Drama Korea: Menelusuri Kasih Sayang Lewat Layar

Love Language dalam Drama Korea: Menelusuri Kasih Sayang Lewat Layar

PKS Usung Anies di Pilgub DKI, Sahroni Sultan Priok Bakal Jadi Wakil?

PKS Usung Anies di Pilgub DKI, Sahroni Sultan Priok Bakal Jadi Wakil?

Jangan Panik! Ini Rekomendasi Menu Sarapan Diet yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan

Jangan Panik! Ini Rekomendasi Menu Sarapan Diet yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan

Bobby Nasution Dituding Jadi Politisi Kutu Loncat: Golkar Terkejut dengan Langkahnya Pindah ke Gerindra Demi Ambisi di Pilgub Sumut

Bobby Nasution Dituding Jadi Politisi Kutu Loncat: Golkar Terkejut dengan Langkahnya Pindah ke Gerindra Demi Ambisi di Pilgub Sumut

Pinang Dibelah Dua: 7 Artis GMMTV yang Bikin Netizen Terpana dengan Kemiripan Paras Mirip Idol KPop

Pinang Dibelah Dua: 7 Artis GMMTV yang Bikin Netizen Terpana dengan Kemiripan Paras Mirip Idol KPop

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Logam Tanah Jarang: Tiket Strategis Indonesia Menuju Kemandirian Teknologi

Polri Jadi Garda Depan Swasembada Jagung: Menjaga Keadilan dan Kedaulatan Pangan Nasional

02/08/2025
Emma Haryani: Sekolah Harus Jadi Tempat Perayaan Kegembiraan, Bukan Sumber Tekanan

Emma Haryani: Sekolah Harus Jadi Tempat Perayaan Kegembiraan, Bukan Sumber Tekanan

02/08/2025
Rumah Sakit Penyakit Dalam Mulai Dibangun, Wali Kota Bandar Lampung “Ekspor” Dokter Spesialis dari Luar Daerah

Rumah Sakit Penyakit Dalam Mulai Dibangun, Wali Kota Bandar Lampung “Ekspor” Dokter Spesialis dari Luar Daerah

02/08/2025
TVRI dan Pemprov Lampung Gelar Gerakan Pangan Murah: Bukti Nyata Kolaborasi untuk Rakyat

TVRI dan Pemprov Lampung Gelar Gerakan Pangan Murah: Bukti Nyata Kolaborasi untuk Rakyat

02/08/2025
Pertumbuhan Ekonomi Tak Berbanding Lurus: RMD–Jihan Dinilai Gagal Hadirkan Lapangan Kerja dan Tekan Kriminalitas

Pertumbuhan Ekonomi Tak Berbanding Lurus: RMD–Jihan Dinilai Gagal Hadirkan Lapangan Kerja dan Tekan Kriminalitas

02/08/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved